kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Pelaku Industri Semakin Marak Menggunakan Listrik PLN


Selasa, 05 April 2022 / 17:17 WIB
Pelaku Industri Semakin Marak Menggunakan Listrik PLN
ILUSTRASI. PT PLN (Persero)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonathan Handoyo mengungkapkan, secara umum kebutuhan batubara industri smelter cukup beragam. "Kalau untuk (smelter) nikel rata-rata sudah pakai listrik (dari PLN) tidak pakai batubara (pembangkit sendiri) lagi," ungkap Jonathan kepada Kontan, Senin (28/3).

Jonathan melanjutkan, penggunaan batubara untuk industri smelter memang kian menciut setiap tahunnya. Salah satu faktornya yakni mulai beralihnya industri menggunakan layanan listrik dari PLN.    

Baca Juga: PLN akan Tambah Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT hingga 228 MW Tahun Ini

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan sejumlah alasan mengapa industri tak lagi menggunakan pembangkit sendiri dan beralih ke layanan PLN.

Menurutnya, peralihan ini bergantung pada jenis pembangkit yang digunakan industri dan biaya bahan bakar yang harus dikeluarkan. "Untuk beberapa industri yang menggunakan PLTU dengan harga batubara menggunakan harga pasar, maka jauh lebih murah menggunakan listrik dari PLN," kata Fabby kepada Kontan, Rabu (30/3).

Fabby mengungkapkan, dengan harga batubara untuk kelistrikan yang dipatok sebesar US$ 70 per ton maka ada jaminan harga biaya bahan bakar yang lebih murah jika menggunakan listrik dari PLN. Fabby menambahkan,  untuk industri pengguna PLTS Atap justru dapat memperoleh tarif listrik 5% hingga 15% lebih murah ketimbang tarif industri oleh PLN.

Selain itu, sejumlah industri umumnya berniat untuk menggunakan energi baru terbarukan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Hal ini demi menjamin daya saing produk khususnya untuk pasar ekspor. 

Fabby menyebutkan, ada sejumlah industri yang mulai beralih menggunakan listrik dari PLN antara lain industri tekstil dan apparel, industri manufaktur, industri semen hingga industri pertambangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×