kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pelaku otomotif akui sulit capai lokal konten 100%


Kamis, 07 Mei 2015 / 22:09 WIB
Pelaku otomotif akui sulit capai lokal konten 100%
ILUSTRASI. Inilah Daftar Hadiah M5 Pass Mobile Legends, Bakal Dapat Apa Saja?


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mendorong para pelaku industri untuk meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku/penolong.

Sejumlah insentif fiskal siap disuntikkan ke para pelaku industri jika makin memiliki TKDN tinggi. Namun sayang, sejauh ini masih banyak industri yang bergantung dari barang-barang impor sebagai komponen produksi.

Salah satunya terjadi di industri otomotif. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang sudah berdiri 37 tahun lalu pun hingga saat ini baru mencapai TKDN 86%. Direktur Manufaktur ADM, Pongky Prabowo menuturkan, secara teoritis TKDN di industri otomotif bisa ditingkatkan menjadi 100%.

Seperti halnya di Jepang, Eropa, dan China di mana industri otomotif di sana mencapai local content 100%.

“Tapi struktur industri mereka cukup. Sehingga (bahan baku) bisa disuplai dari domestik. Di Indonesia struktur industrinya belum memungkinkan,” kata Pongky di Jakarta, Kamis (7/5).

Misalnya saja, Pongky mencontohkan, baut atau mur yang diproduksi di Indonesia saat ini baru bisa digunakan untuk struktur bangunan atau jembatan yang sifatnya statis. Struktur industri yang belum memungkinkan TKDN maksimal diakui Pongky sebetulnya juga membuat industri otomotif serba salah.

Tren industri global yang mengandalkan volume besar untuk bisa menekan produksi, memaksa industri otomotif untuk mencari pasokan bahan baku yang cukup sebagai komponen industri.

“Kita tidak bisa menutup mata (akan hal ini),” imbuh dia.

Sebagai pembanding, Direktur Pemasaran ADM Amelia Tjandra menambahkan, Low Cost Green Car (LCGC) merek Ayla yang diproduksi Thailand saja sudah mencapai TKDN 90 persen. Sementara itu, dalam seremoni ‘Peluncuran Produksi 4 Juta Unit ADM’, Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta kepada industri otomotif, dan perusahaan perakitan untuk membantu produsen komponen.

“Memberikan akses seluas-luasnya untuk bisa memasok, dan mendorong industri rakitan,” ucap Husin. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×