Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) menimbulkan kekhawatiran soal kebijakan tarif impor.
Sejumlah negara kini dihadapkan pada potensi kenaikan tarif impor yang akan diterapkan oleh AS terhadap produk dari sejumlah negara.
Menghadapi kemungkinan ini, sejumlah pelaku usaha kini terus menguatkan pasar ekspor alternatif.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk (TINS) Abdullah Umar mengatakan, ekspor logam timah ke AS hingga September 2024 mencapai 9%.
Baca Juga: Harga Logam Dasar Menguat Senin (25/11), Seiring Pelemahan Dolar AS
Ekspor logam timah TINS masih didominasi pasar Asia sebesar 63% dan Eropa sebesar 19%. TINS memastikan terus menguatkan pasar ekspor selain Amerika.
"Strategi ekspor ke pasar-pasar di negara yang potensial di Asia dan Eropa masih dilanjutkan," jelas Abdullah kepada Kontan, Senin (25/11).
Jika dirinci, pasar Asia tujuan ekspor PT Timah antara lain Singapura, Korea Selatan, India, Jepang, China dan Taiwan. Sementara itu pasar Eropa diantaranya Belanda, Italia, Belgia, Hungaria, Turki, Slovakia dan Spanyol.
Adapun, TINS mencatatkan laba sebesar Rp 908,81 miliar per September 2024. Angka ini berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu yang mencatat rugi Rp 87,43 miliar. Sementara pendapatan TINS tercatat sebesar Rp 8,25 triliun di kuartal III-2024, meningkat 29% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) optimistis tetap bisa menjaga keunggulan di tengah tantangan kenaikan tarif impor AS.
"Kenaikan ini akan berdampak untuk seluruh pelaku usaha. Tidak ada antisipasi khusus, kami percaya keunggulan kompetitif in terhadap pesaing tetap terjaga. (Tetapi) sementara ini kami tetap mengembangkan pasar ekspor ke Asean. Eropa dan Australia," ujar Johannes kepada Kontan, Senin (25/11).
Johannes melanjutkan, saat ini ekspor ISSP ke Amerika Serikat dilakukan untuk produk pipa hitam dan galvanis dengan nilai sekitar 5% hingga 7% dari total nilai ekspor yang sebesar RP 6 triliun.
Baca Juga: Timah (TINS) Menanti IUP Eksplorasi Tambang Eks Koba Tin Terbit
ISSP tercatat membukukan laba kotor senilai Rp 775 miliar per kuartal III-2024 atau mengalami peningkatan 2,5% year on year (YoY). Pada saat yang sama, laba bersih ISSP pada kuartal III-2024 naik 47,4% secara kuartalan atau quarter on quarter (QoQ) menjadi Rp 148 miliar.
Sementara itu, secara tahunan laba bersih ISSP menyusut 1,5% YoY menjadi Rp 358 miliar hingga akhir kuartal III-2024. Hal ini disebabkan oleh biaya penerbitan obligasi dan berkurangnya keuntungan selisih kurs.
Adapun, pendapatan ISSP pada kuartal III 2024 mencapai Rp 4,31 triliun atau turun 9,69% YoY dari periode sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,77 triliun.
Selanjutnya: Kementerian BUMN Catat Setoran Dividen BUMN hingga Awal November Rp 85,5 Triliun
Menarik Dibaca: Katalog Promo Superindo Weekday Diskon hingga 55% Periode 25-28 November 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News