Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
“Pelabuhan Kuala Tanjung ini didukung dengan lokasi yang strategis di sepanjang Selat Malaka sehingga kami akan terus bekerja keras untuk mengoptimalkan peluang tersebut,” ujar Djamaludin.
Selain itu, Djamaludin mengatakan, KTMT juga siap melayani permintaan pelayanan bongkar muat curah kering dari cargo owner. Sebab, menurutnya cukup banyak komoditas curang kering terutama untuk produk pertanian.
Beberapa di antaranya produk pertanian seperti jagung, beras, palm kernel, dan lainnya. Saat ini, PT Prima Multi Terminal, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga melakukan penjajakan kerja sama dengan berbagai pihak untuk pelayanan curah kering.
“Ini mampu menambah kelengkapan pelayanan di KTMT yang sesuai dengan permintaan para pengguna jasa,” tutur Djamaludin.
Baca Juga: Pelindo I jajaki peluang kerja sama dengan Repsol
Sepanjang 2019, KTMT tercepat melayani bongkar muat peti kemas sebanyak 23.937 TEUs atau setara dengan 22.870 boks dengan kunjungan kapal sebanyak 112 call.
KTMT juga melakukan soft operational dengan melakukan ekspor perdana menggunakan Kapal Wan Hai 505 dengan rute direct call intra Asia India menuju China pada 27 Desember 2018.
Sedangkan untuk pengoperasian perdana KTMT ditandai dengan bersandarnya kapal MV Oriental Diamond milik pelayaran PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) pada 28 April 2019.
KTMT juga telah melakukan ekspor perdana curah cair dengan menggunakan Kapal MT Ocean Integrity membawa komoditas Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 2.000 Metrik Ton (MT) menuju India pada 2 Agustus 2019.
Sepanjang 2019, kunjungan kapal yang melayani bongkar muat curah cair di KTMT sebanyak 14 call atau sebanyak 102.200 ton. Sedangkan sampai dengan semester satu 2020, arus peti kemas curah cair sebanyak 181.885 ton dengan kunjungan kapal sebanyak 22 call.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News