kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Pelindo Merancang Pengapalan Langsung dari Belawan ke India


Minggu, 29 Januari 2023 / 07:20 WIB
Pelindo Merancang Pengapalan Langsung dari Belawan ke India


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo bersama konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) tengah merancang pengapalan langsung (direct call) dari Pelabuhan Belawan ke sejumlah negara secara bertahap. Salah satu negara yang sedang dibidik adalah India.

India dipilih sebagai salah satu tujuan prioritas karena potensinya yang besar dan posisinya yang strategis sebagai pintu gerbang Asia Selatan. Selama ini, nilai dan volume perdagangan antara Indonesia dan India juga terus meningkat.

Data perdagangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Comtrade) mencatat, nilai perdagangan Indonesia dan India pada 2016 hanya US$ 16,92 miliar. Lima tahun kemudian, pada 2021 nilainya naik hampir 25% menjadi US$ 20,96 miliar. Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di kedua negara.

Baca Juga: Perkuat Layanan, Jasa Armada Indonesia (IPCM) Merilis 3 Kapal Pandu Baru

Dari India, Indonesia banyak mendatangkan kendaraan bermotor, peralatan telekomunikasi, bahan bakar, daging kerbau, serta pakan ternak. 

Sebaliknya, Indonesia banyak mengekspor batubara yang nilainya mencapai US$ 4,3 miliar pada 2021, produk kelapa sawit (US$ 3,4 miliar), besi dan baja (US$ 1 miliar), bahan kimia (US$ 575 juta), serta karet (US$ 331 juta).

Sebagian dari komoditas ekspor ke India ini dikapalkan dari Sumatra yang dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan melalui Pelabuhan Belawan (Sumatra Utara), Pelabuhan Perawang (Riau), dan sejumlah pelabuhan milik swasta di sepanjang Sungai Siak, Provinsi Riau.
 
Sayangnya, pengangkutan komoditas ekspor selama ini tak bisa dikapalkan langsung menuju negara tujuan. Peti kemas dari Riau harus dikirim dulu ke Belawan. 

Untuk selanjutnya dari Belawan musti mampir dulu ke pelabuhan transit di luar negeri untuk digabungkan dengan peti kemas lain.

Akibatnya, para eksportir mesti menanggung biaya sea freight yang mahal dan waktu tempuh lebih lama. Selain itu, negara harus menghabiskan banyak devisa karena sebagian besar jasa pengapalan dibayar dalam mata uang asing.

“Pelayaran direct call akan menjadi salah satu ikhtiar penting untuk meningkatkan daya saing eksportir sekaligus menghemat devisa,” kata Arya Sinulingga, Stafsus III Kementerian BUMN dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (28/1).

Baca Juga: Pelindo Cetak Arus Peti Kemas 11,16 Juta TEUs Sepanjang Tahun 2022

Pelabuhan Belawan berpeluang besar memberikan layanan direct call terlebih dengan digandengnya DP World oleh INA sebagai mitra strategis dalam Konsorsium INA pada Agustus 2022 lalu. 

DP World merupakan operator global yang memiliki jaringan dengan shipping line dan 60 pelabuhan internasional yang tersebar di lima benua.

Selain menggandeng mitra global, Belawan bakal dikembangkan melalui optimalisasi infrastruktur, peningkatan kinerja, dan penerapan sistem IT yang terintegrasi. 
Diharapkan, kinerja bongkar muat Pelabuhan Belawan akan meningkat dan waktu sandar kapal (port stay) dapat berkurang. Dengan demikian, Belawan dapat masuk ke dalam jaringan ekosistem logistik global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×