kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Pelindo Terus Kembangkan Akses Menuju New Priok Container Terminal (NPCT)


Rabu, 02 November 2022 / 13:26 WIB
Pelindo Terus Kembangkan Akses Menuju New Priok Container Terminal (NPCT)
ILUSTRASI. Pelindo siapkan akses khusus New Priok Eastern Access (NPEA)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo tengah menyiapkan akses khusus New Priok Eastern Access (NPEA) menuju kawasan terminal Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Di kawasan ini, Pelindo sudah mengoperasikan New Priok Container Terminal (NPCT) 1 sejak Agustus 2016.

“NPEA perlu dibangun seiring dengan pengembangan NPCT 2 dan NPCT 3 yang akan selesai pada 2024,” kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (2/11).

Saat ini, kapasitas NPCT 1 sekitar 1,5 juta TEUs. Jika pembangunan NPCT 2 dan NPCT 3 selesai, kapasitas tiga terminal di Kalibaru ini akan mencapai 4,5 juta TEUs.

Akses menuju pelabuhan yang selama ini hanya ditopang jalan arteri tidak akan memadai dan berpotensi terjadi antrean di pelabuhan dan penumpukan truk di jalan arteri dan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E Cikunir Ramp-Cilincing.

Menurut Arif, untuk mengatasi potensi masalah kongesti tersebut, Pelindo menginisiasi pembangunan jalan akses timur. Panjang jalan akses khusus ini mencapai 6,6 kilometer dengan separuh berada di darat, sedangkan setengah lagi di laut. Titik awal jalan non tol berbayar ini berada di kilometer 30 dari arah Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) dan berujung di kawasan Kalibaru.

Jalan ini akan terdiri dari dua arah, masing-masing tiga lajur.

Baca Juga: Pelindo Cetak Laba Bersih Turun 17,61% hingga Kuartal III-2022

Setelah beroperasi, jalan khusus akses timur bisa dicapai dari arah JTCC dan juga dari arah JORR Seksi E. Jarak dari persimpangan (interchange) Cilincing menuju pintu jalan khusus akses timur ini hanya sekitar empat kilometer.

“Nanti akan ada access fee untuk bisa masuk ke NPEA. Meskipun berbayar, NPEA bukan jalan tol. Jalan ini khusus untuk truk kontainer yang akan masuk ke kawasan NPCT,” kata Arif.

Pelindo saat ini masih berbicara dengan TNI Angkatan Laut dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) karena sebagian NPEA akan melintasi lahan kedua lembaga tersebut. Target Pelindo, pembangunan NPEA ini selesai pada pertengahan 2024 atau berbarengan dengan selesainya pembangunan NPCT 2 dan NPCT 3.

Jalan khusus ini nantinya bisa diakses baik dari JORR Seksi E maupun dari JTCC. Jalan akses timur ini akan melengkapi proyek Pelindo yang lain, yakni Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Pembangunan jalan tol ini dimaksudkan untuk memperlancar dan mempercepat arus barang dari timur Jakarta. Kawasan ini merupakan sentral kawasan industri utama di Indonesia yang meliputi Bekasi dan Karawang.

“Sekitar 60% barang menuju Tanjung Priok berasal hinterland di Timur Jakarta ini,” imbuh Arif.

Sampai Oktober, jalan tol tersebut sudah beroperasi sebagian, yakni Seksi 1, 2, dan 3 yang menghubungkan Cibitung-Tarumajaya sejauh 27,5 km. Presiden Joko Widodo telah meresmikan Jalan Tol Cibitung Cilincing pada 20 September lalu. Jalan tol Cibitung-Cilincing Seksi 1 sudah lebih dulu beroperasi sejak 31 Juli 2021.

Pelindo pun menargetkan pembangunan JTCC tuntas pada akhir November 2022.

Baca Juga: Pelindo Terminal Petikemas Mencatat Arus Peti Kemas 8,2 Juta Teus per September

Anak perusahaan PT Pelindo Solusi Logistik, yakni PT Akses Pelabuhan Indonesia (API) bertindak sebagai pemegang saham PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP Tollways). API merupakan operator sekaligus pemilik konsesi jalan tol ini tengah menyelesaikan pembangunan Seksi 4 JTCC (Tarumajaya-Cilincing) sepanjang 7,29 km.

“Konstruksi yang sedang kami kebut ini tinggal sekitar 600 meter,” imbuh Arif.

Panjang keseluruhan jalan tol yang menghubungkan kawasan hinterland di Timur Jakarta dengan Pelabuhan Tanjung Priok ini mencapai 34,77 km.

Dengan adanya jalan tol ini, akses barang dari kawasan Industri di sekitar Bekasi dan Karawang menuju Pelabuhan Tanjung Priok akan semakin mudah dan lancar. Selain itu, dengan beralihnya truk kontainer ke JTCC, tekanan pada jalan tol Jakarta-Cikampek otomatis akan berkurang.

Selama ini, selain melalui jalan arteri, akses dari arah Timur Jakarta menuju Pelabuhan Tanjung Priok lewat Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E melalui persimpangan (ramp) Cikunir.

“Beban jalan tol itu sudah makin berat. Dalam keadaan normal, Cibitung-Tanjung Priok via Cikunir sebetulnya bisa ditempuh hanya dalam satu jam, namun jika macet bisa lebih dari dua jam,” ungkap Iwan Ridwan, Direktur Utama PT API.

Baca Juga: Setahun Merger, Pelindo Terminal Petikemas Hemat Hingga Rp 500 Miliar

Dia menambahkan, lalu lintas harian (LHR) di jalan tol Jakarta-Cikampek sudah mencapai 380.000 kendaraan, sementara LHR di JORR Seksi E sudah sekitar 110.000 kendaraan.

Pada waktu tertentu, terutama di sore hari, LHR bisa lebih tinggi lagi. Pelindo berharap JTCC bisa mempercepat arus barang dari arah Timur Jakarta. Jalan tol ini juga menjadi penting untuk mengurai kemacetan menuju Tanjung Priok.

Saat ini, LHR di JTCC masih sekitar 22.000-24.000 kendaraan. Pelindo yakin kalau JTCC sudah tersambung penuh sampai ke Cilincing, lalu lintas harian di JTCC akan meningkat. Adapun kapasitas optimal JTCC mencapai 160.000 kendaraan per hari.

Total investasi untuk pembangunan JTCC sendiri mencapai Rp 12,9 triliun. Jalan tol Cibitung-Cilincing akan dilengkapi rest area di km 16,5 dari arah Cibitung. Di kawasan rest area ini juga akan dibangun Logistic Hub. Lahan yang dirancang untuk dua area itu mencapai 40 hektare, yang mana 6 hektare untuk rest area, 34 hektare untuk logistic hub.

“Kawasan logistik terpadu ini akan sangat menguntungkan ekosistem logistik karena mereka bisa mengkonsolidasikan kargo mereka sebelum masuk ke pelabuhan,” jelas Arif.

Dia juga menceritakan, tidak jarang kontainer berukuran 20 feet tidak penuh diisi oleh satu pelanggan atau satu jenis produk. Hal ini biasanya dialami usaha kecil dan menengah.

Ada perusahaan yang menyediakan layanan Less Than Truckload (LTL) yang memberikan peluang bagi usaha kecil atau perusahaan yang membutuhkan space kecil untuk berbagi kontainer agar bisa menekan biaya pengiriman.

“Mereka bisa mengkonsolidasikan muatannya di logistic hub yang nanti disediakan di JTCC,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×