kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemasok merugi miliaran karena Sevel bangkrut


Rabu, 05 Juli 2017 / 14:40 WIB
Pemasok merugi miliaran karena Sevel bangkrut


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) menyatakan sejak Gerai 7 Eleven tutup pada 30 Juni 2017 lalu, para pemasok produk makanan dan minuman yang memasok ke seluruh gerai Sevel merugi hingga miliaran rupiah. Untuk itu AP3MI meminta manajemen Sevel segera memberikan solusi terhadap barang-barang yang ada di gerai tersebut.

Susanto Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) mengatakan, biasanya jika suatu gerai ritel tutup atau dijual ke pihak lain harus ada tindakan cepat untuk menyelematkan produk yang ada di sana. "Pernah kejadian di Makro, saat itu mereka menunggak bayar 9 bulan, kami (pemasok) kasih waktu sampai setahun. Lalu Makro dibeli Lotte, semua aman," kata dia ke KONTAN, Rabu (6/7).

Dia mengatakan, pihak Sevel seharusnya juga melakukan hal tersebut, yakni menjual atau melakukan take over ke pihak lain agar produk yang ada di dalam gerai selamat. "Atau apakah produk langsung dibawa ke gudang atau bagaimana? ini belum ada kejelasan. Tetapi saya taksir kerugian pemasok bisa miliaran rupiah akibat gerai tutup," ungkap Susanto.

Susanto juga heran dengan managemen Sevel yang tidak jadi menjual lisensi 7 Evelen ke Charoen Pokphand. Jika saat itu jadi dijual maka nasib para pemasok dan juga para pekerja di sana akan selamat. "Aneh banget bangkrut. Apalagi ritel ini, teoritis tumbuh. Kenapa gak mau jual ke Charoen? kok gak dikasih?" ungkap dia.

Dia juga menceritakan, dari kinerja Matahari terjadi kerugian, tetapi mereka masih terus membuka gerai. "Kenapa Sevel rugi? harusnya untung. isunya gak jual Minol. Katanya juga mereka (pembeli) nongkrong gak belanja, hanya beli air minum," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×