kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembangkit listrik Blok Rokan dikabarkan telah dilelang, begini tanggapan Chevron


Jumat, 09 April 2021 / 18:43 WIB
Pembangkit listrik Blok Rokan dikabarkan telah dilelang, begini tanggapan Chevron


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polemik suplai listrik Blok Rokan kini masih terus berlanjut kendati alih kelola bakal segera terjadi di 9 Agustus 2021 mendatang.

PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sebelumnya telah menandatangani kerjasama Perjanjian Jual Beli (PJB) listrik nampaknya harus sedikit bersabar.

Pembangkit Listrik Blok Rokan yang dikelola oleh PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang 95% sahamnya dimiliki Chevron Standar Ltd (CSL) ini akan dijual asetnya melalui proses tender. Dengan demikian, kebutuhan pasokan listrik untuk Blok Rokan diprediksi bakal menemui kendala.

Manager Corporate Communication Chevron Pacific Indonesia Sonitha Poernomo mengaku belum bisa memberikan kabar terbaru proses tender yang tengah dilakukan.

Yang terang, Soenitha memastikan pihaknya siap mendukung proses transisi Blok Rokan. "Chevron Standard Ltd. (CSL) mendukung PT. Chevron Pacific Indonesia dalam kegiatan transisi blok Rokan ke operator berikutnya," jelas dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (9/4).

Baca Juga: Nasib pembangkit listrik di Blok Rokan belum jelas, ini harapan Pertamina

Sementara itu, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan SKK Migas telah mengirimkan surat ke Chevron perihal ke pembangkit di Rokan. 

“Kami bilang bahwa keuntungannya sudah banyak, selama 20 tahun kalian (CPI) sudah dapat. Tapi kadang-kadang kita lupa bahwa mereka juga me-maintenance,” kata Fatar dalam diskusi virtual, Kamis (8/4).

Menurut Fatar, listrik adalah tulang punggung backbone operasi yang ada di Blok Rokan. Karena  PLTGU itu di desain pada dekade 90-an untuk melaksanakan teknologi steamflood Enhanced Oil Recovery (EOR) yang membutuhkan pasokan listrik besar.  

“Pembangkit tersebut dibangun di tanah milik negara dulu perjanjiannya oleh pihak ketiga. Investasi pembangunan pembangkit oleh pihak ketiga mencapai US$ 150 juta,” tegas Fatar. 

Selanjutnya: Grab alokasikan dana abadi Rp 4 triliun, ini peruntukkannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×