kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pembangunan Empat Pabrik Pan Brothers Molor


Jumat, 02 Agustus 2013 / 07:20 WIB
ILUSTRASI. Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), ternyata kendaraan bisa dijadikan alat bukti. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Aceng Nursalim | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. Rencana ekspansi PT Pan Brothers Tbk tidak berjalan sesuai rencana. Pembangunan empat pabrik yang harusnya dimulai Juli 2013 molor menjadi September 2013. Nilai investasi untuk pembangunan pabrik-pabrik itu sekitar US$ 35 juta.

Iswar Deni, Sekretaris Perusahaan Pan Brothers mengatakan, mundurnya rencana ekspansi itu untuk mencari waktu yang tepat. "Menurut kami (pembangunan pabrik) lebih baik setelah Lebaran, tidak terganggu libur," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (1/8).

Manajemen perusahaan berkode saham PBRX ini tetap mematok, pembangunan keempat pabrik tersebut akan rampung dalam waktu empat bulan. Sehingga, Januari 2014 mendatang pabrik-pabarik anyar PBRX sudah bisa beroperasi.

Rencananya, empat pabrik tersebut akan berdiri di wilayah Jawa Tengah. PBRX memilih kawasan di luar Jabodtabek guna menekan biaya operasional. Namun, Iswar tidak menyebutkan secara detil terkait seberapa banyak dana yang bisa dihemat dari pemilihan lokasi pabrik ini.

Yang jelas, bila keempat pabrik tersebut beroperasi, Pan Brothers akan mendapat tambahan kapasitas produksi sekitar 12 juta-15 juta potong pakaian per tahun. Saat ini, kapasitas produksi PBRX sudah mencapai 42 juta potong per tahun.

Selanjutnya, keempat pabrik yang masing-masing berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektare ini akan memasok pakaian untuk beberapa merek ternama. Seperti, Uniqlo, Guess dan lainnya Selain penambahan pabrik, Pan Brothers juga berencana merambah bisnis cetak tekstil dan binatu. Pabrik cetak tekstil rencananya akan mulai dibangun pada September 2013 mendatang.

Tidak hanya itu, PBRX juga masuk pasar ritel dengan merilis produk pakaian jadi merek sendiri. Perusahaan ini mengusung merek Zoe yang merupakan produk fesyen wanita. Pada tahap awal, produk fesyen ini akan menjajal pasar dalam negeri. Namun ke depan, merek ini akan melenggang ke pasar Asia.

PBRX memperkirakan, kontribusi dari bisnis hilir ini belum terlalu besar terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun, manajemen PBRX pernah mengungkapkan, target kontribusi bisnis pakaian jadi ini dalam lima tahun ke depan bisa menyumbang 15% terhadap total pendapatan PBRX.

Di saat yang sama, perusahaan juga juga akan memasarkan tiga sampai empat brand franchise. Pada tahun ini, Pan Brothers menargetkan pendapatan naik 20% dari tahun lalu. Sebagai gambaran, di tahun lalu, pendapatan PBRX sebesar Rp 2,69 triliun. Artinya, tahun ini, pendapatan PBRX bisa mencapai Rp 3,23 triliun. Kata Iswar, biasanya penjualan PBRX baru melonjak di semester II-2013.

Awal tahun ini, PBRX telah mengantongi pinjaman sindikasi senilai US$ 165 juta untuk melancarkan aksi ekspansi tahun ini. ANZ, HSBC, dan UOB selaku mandated lead arrangers dan bookrunners. Sebesar US$ 150 juta dialokasikan untuk modal kerja dan pembiayaan kembali (refinancing) utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×