kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembangunan infrastruktur digital membutuhkan inovasi dan kolaborasi


Kamis, 24 Mei 2018 / 23:05 WIB
Pembangunan infrastruktur digital membutuhkan inovasi dan kolaborasi
ILUSTRASI. Konferensi LTE Indonesia 2018


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan infrastruktur digital untuk remote area di Indonesia membutuhkan inovasi dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan. Tujuannya agar gairah ekonomi digital bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. "Kita ada rencana pita lebar, target-target yang harus dicapai ada disitu.Fixed broadband memang membutuhkan banyak inovasi dan kolaborasi dari semua pihak agar tingkat penetrasi yang masih 7,87% meningkat menjadi doubel digit seperti di seluler,” jelas Benyamin Sura, Direktur Pengembangan Pita Lebar Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) saat membawakan sambutan mewakili Menkominfo Rudiantara, dalam acara diskusi yang digagas Indonesia LTE Community bertema Indonesia Toward Digital Paradise, Kamis (24/5). 

Pemerintah sudah berinisiatif membangun proyek Palapa Ring barat, tengah dan timur. Diharapkan operator bisa memaksimalkan kehadiran infrastruktur itu untuk menghadirkan ekonomi digital di remote area. Menurut data Kominfo,  wilayah pedesaan yang sudah tersentuhjaringan internet pita lebar berbasis 3G mencapai 73,02% dari total 83.218 desa/kelurahan. Sementara  cakupan jaringan 4G LTE, baru mencapai 55,05%. Pemerintah berharap, pada tahun 2019 mendatang, 100% wilayah desa/kelurahan sudah harus terjangkau jaringan 3G. Untuk seluruh wilayah kabupaten/kota yang berjumlah 514, pada tahun depan diharapkan sudah harus 100% terkover oleh jaringan 4G LTE. Saat ini baru 64%.

Anang Latif, Diretur Utama   Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan informatika (BAKTI) mengungkapkan, dengan adanya Palapa Ring Barat, pembangunan jaringan internet di wilayah rural semestinya bisa dipercepat lagi. “Sebagai pengelola dana USO ada investasi, pengelolaan dana hasil investasi tersebut digunakan untuk penyiaran. BAKTI bukan operator, kita menyediakan sistem atau skema yang dapat digunakan dan bekerjasama oleh perangkat pemerintahan daerah,” jelas Anang Latif.

Syarif Lumintarjo, Direktur Palapa Ring Barat, Ring Barat menjangkau kota kabupaten maupun pulau terluar dengan jaringan serat optik. “Ketersediaan Palapa Ring Barat ini diharapkan dapat berkolaborasi dengan operator sehingga mempermudah dan menghemat biaya operator,” tambah Syarif.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×