kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Pembangunan Kilang LNG di Andaman Harus Perhatikan Kepastian Cadangan Gas


Minggu, 07 Januari 2024 / 15:17 WIB
Pembangunan Kilang LNG di Andaman Harus Perhatikan Kepastian Cadangan Gas
ILUSTRASI. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi (Aspermigas) mengingatkan pembangunan kilang LNG maupun infrastruktur pendukung di Andaman


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi (Aspermigas) mengingatkan pembangunan kilang LNG maupun infrastruktur pendukung di Andaman harus berdasarkan perhitungan kepastian cadangan gas. 

Hangat diperbincangkan, Kementerian ESDM melihat perlunya pembangunan kilang LNG dan infrastruktur lain di Blok Andaman karena potensi cadangan gas yang besar di sana. 

Dari catatan Kontan.co.id, belum lama ini Mubadala Energy mengumumkan penemuan potensi gas di South Andaman,  sumur Layaran-1 mencapai 6 TCF gas-in-place.

Sedangkan dari paparan Kementerian ESDM sebelumnya, total sumber daya di area Andaman diperkirakan sebesar 4.965 million barrels of oil equivalent (MMBOE) dengan perincian discovery 260 MMBOE, prospect 1.970 MMBOE, dan lead 2.635 MMBOE. 

Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal menyatakan, potensi gas di Andaman perlu dipastikan terlebih dahulu apakah sama dengan temuan awal. Untuk memastikan sumber daya (resource) menjadi cadangan (reserve) membutuhkan proses yang relatif lama. 

Baca Juga: Produksi Migas Pertamina di Tahun 2023 Capai 90% dari Target

Moshe berharap pemerintah jangan terlalu gegabah merencanakan pembangunan infrastruktur di lapangan gas yang masih dalam proses pengeboran sumur eksplorasi lanjutan. 

“Cadangannya saja belum terkonfirmasi tetapi sudah berbicara mau buat ini dan itu. Jadi pembangunan infrastrutkur harus berdasarkan data yang pasti, saya yakin KKKS yang beroperasi di sana sangat berhati-hati akan hal ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (7/1). 

Menurut Moshe, pembanguan infrastruktur di Andaman sejatinya memang diperlukan hanya jangka waktu eksekusinya cukup lama. 

“Setiap penemuan sumber gas baru memang akan membangun infrastruktur di sana baik itu berupa LNG terminal maupun lainnya. Itu keputusan KKKS seperti apa baiknya,” kata Moshe. 

Adapun pihak yang mengembangkan infrastruktur gas ini bisa siapa saja, tentu yang dapat memberikan nilai tambah lebih bagi sumber gas di sana. 

Dari sisi pemerintah, SKK Migas akan memastikan terlebih dahulu jumlah cadangan gas di Andaman sebelum memantapkan rencana pembangunan infrastruktur di sana. 

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menyatakan, prioritas pertama SKK Migas ialah menyelesaikan kegiatan eksplorasi untuk tujuan mengkonfirmasi berapa besar cadangan gas dan kondensat. 

“Ada sekitar 5 atau 6 sumur eksplorasi dan appraisal untuk diselesaikan di Andaman. Di mana Harbour Energy akan mengebor 3 sumur lagi yakni Halwa, Gayo, dan Timpan-2. Serta Mubadala Energy akan membor 3 sumur yakni Layaran2, Parang-parang, dan Ramba,” ujarnya dihubungi terpisah. 

Dari sumur-sumur eksplorasi dan appraisal tersebut, baru akan disusun Penentuan Status Eksplorasi (PSE). Atas dasar PSE maka akan disusun rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) berdasarkan kajian teknis, ekonomis, skenario pengembangan, hingga komersialnya. 

“Terkait infrastruktur tentunya akan terjawab setelah POD selesai. Namun demikian, secara umum betul bahwa penemuan gas ini akan butuh infrastruktur agar bisa dikomersialkan,” kata Nanang. 

Baca Juga: Begini Strategi SKK Migas untuk Mengejar Target Lifting Migas Tahun Ini

Sejauh ini SKK Migas sudah memetakan permintaan gas dari Andaman yakni ke industri pupuk, PLN, dan industri yang berada di sekitaran Medan. 

Founder dan Advisor ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto melihat kemungkinan rencana yang dikemukakan pemerintah yakni membangun kilang di Andaman, berkaitan dengan skala keekonomian proyek pengembangan blok gas tersebut. 

“Mungkin saja hal ini diajukan oleh investor pengembang. Nah di sini tugas pemerintah mensikronkan hal semacam itu dengan rencana pengembangan infrastruktur gas nasional yang sudah digariskan,” ujarnya saat dihubungi terpisah. 

Jadi bagaimana mensinergikan hasil gas dari Andaman dengan infrastruktur gas nasional yang dikelola dan doperasikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar bisa lebih optimal. 

Di sisi lain, lanjutnya, penting juga untuk mengkaji keseimbangan permintaan dan pasokan supaya tidak terjadi oversupply gas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×