Reporter: Eflin Gitarosalyn | Editor: Test Test
JAKARTA. Pembangunan kawasan wisata di Lombok Tengah terancam molor dari target semula pada akhir tahun ini. Sumber KONTAN membisikkan, proyek patungan pemerintah Indonesia dengan Emaar Properties, perusahaan properti asal Uni Emirat Arab, tengah dirundung sejumlah persoalan.
Pertama, lahan yang menjadi lokasi pembangunan kawasan wisata masih bermasalah. Luas lahan bermasalah sekitar 11 hektar. Sehingga, perlu dibebaskan kembali.
Kedua, pemerintah belum kunjung mengucurkan penyertaan modal dalam proyek itu. Sumber KONTAN bilang, seharusnya penyertaan modal sudah disetor pemerintah pada bulan Juni 2008.
Berikutnya, terjadi perubahan master plan proyek. Akibatnya, Emaar pun harus kembali melakukan koordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Perubahan master plan meliputi peruntukan pembangunan bandara. Awalnya, bandara hanya untuk diterbangi pesawat berbadan kecil. Tapi, berubah menjadi pesawat berbadan besar. Ini juga berimbas pada ukuran lepas landas pesawat dari 2.200 meter menjadi 2.500 meter.
Kepala BKPM M Lutfhi mengakui, kantornya sedang melakukan koordinasi kembali dengan Emaar. Sayang, Lutfhi masih merahasiakan poin-poin yang dibicarakan dengan Emaar tersebut."Yang jelas ada beberapa hal yang memang harus dibicarakan lagi dengan Emaar," kata Lutfhi, Senin (22/9).
Meski masih dibelit masalah, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik optimistis pengerjaan proyek senilai US$ 600 juta tak bakal molor. "Kami tetap optimis pembangunan proyek akan dimulai akhir tahun ini," ujarnya, Senin (22/9).
Sekadar catatan, proyek ini berdiri di tanah eks LTDC (Lombok Tourism Development Corporation). Lahan eks LTDC dikelola oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Belakangan, pemerintah mengalihkan pengelolaan lahan eks LTDC itu dari PPA ke Bali Tourism Development Corporation (BTDC).
BTDC dan Emaar sudah menandatangani kerjasama joint ventures pada Maret 2008. Dalam kerjasama joint ventures itu disepakati bahwa Emaar akan memulai membangun kawasan wisata pada akhir tahun ini.
Emaar berniat membangun berbagai sarana pariwisata, hotel, serta sarana pendukung lainnya, di kawasan seluas 1.200 hektar tersebut. Setelah beroperasi, kawasan wisata ini ditargetkan mampu mendatangkan sekitar 1 juta-2 juta wisatawan mancanegara. "Pemerintah sangat mendukung proyek ini, dampaknya positif buat pariwisata nasional," ujar Jero Wacik.