kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah andalkan Smart Grid untuk kejar target bauran energi terbarukan di 2025


Kamis, 24 September 2020 / 09:37 WIB
Pemerintah andalkan Smart Grid untuk kejar target bauran energi terbarukan di 2025
ILUSTRASI. Kompleks perumahan pengguna Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Tangerang, Banten, Senin (7/9). Hingga tahun 2019 Penggunaan PLTS Atap untuk 1.580 orang pelanggan PLTS Atap, sebanyak 1.404 orang merupakan pelanggan rumah tangga. KONTAN/Baihaki/


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai, pemenuhan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pada bauran energi nasional sebesar 23% di tahun 2025 menjadi target pemerintah.

Lantas, pemanfaatan smart grid atau jaringan listrik pintar sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 dinilai sebagai salah satu solusi yang bisa diterapkan.

"Pemanfaatan smart grid dapat meningkatkan penetrasi pada pembangkit EBT terutama Variabel Renewable Energy (VRE) di sistem ketenagalistrikan," ungkap Arifin dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Rabu (23/9).

Baca Juga: IESR: RUU EBT berpeluang ciptakan pasar bagi energi terbarukan di Indonesia

Pengembangan smart grid dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keandalan sistem ketenagalistrikan. Hal ini akan mengurangi bahkan mencegah pemadaman (black out) sehingga bisa menghasilkan aksesibilitas yang lebih baik ke jaringan sekaligus mempercepat proses pemulihan gangguan.

Selain itu, smart grid juga dapat mengurangi potensi susut (losses) pada jaringan distribusi serta dapat digunakan sebagai langkah dalam pengembangan distributed generation.

Manfaat lain yang tak kalah penting adalah meningkatkan integrasi energi terbarukan dalam skala yang besar dan mampu menurunkan tarif listrik dengan mengendalikan beban puncak listrik.

Arifin memaparkan, pengembangan tahap pertama smart grid di Pulau Jawa telah dilaksanakan antara lain di Jakarta, yakni Digital Substation Sepatan II, Digital Substation Teluk Naga II, Realibility Efficiency Optimization Center, Platform E-mobility Electric Vehicle Charging Station, dan Advance Metering Infrastructure.

Ada juga smart grid yang dikembangkan di Surabaya, seperti Remote Engineering, Monitoring, dan Diagnostic & Optimization Centre.

Di samping itu, pengembangan smart grid di luar Pulau Jawa telah dilaksanakan di Pulau Selayar, Tahuna, Medang, Semau, Bali Eco Smart Grid-Lora, dan Smart Micro Grid-Sumba Green Island.

Baca Juga: Pemanfaatan energi terbarukan masih minim, RUU EBT patut diselesaikan

"Tentu saja seluruh program ini akan terus berkelanjutan sehingga Indonesia bisa menghasilkan target elektrifikasi yang sempurna dan dapat dinikmati oleh masyarakat," imbuh Arifin

Sebagai informasi, kehadiran smart grid memungkinkan adanya partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik berbasis sumber energi setempat.

Smart grid merupakan jaringan listrik pintar yang mampu mengintegrasikan aksi-aksi atau kegiatan dari semua pengguna, mulai dari pembangkit sampai ke konsumen dengan tujuan agar efisien, berkelanjutan, ekonomis dan suplai listrik yang aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×