Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) belum juga membuat keputusan terkait pengoperasian kembali Bandara Adisucipto Jogja; mengingat hari ini merupakan hari terakhir kebijakan satu minggu penutupan bandara sejak diberlakukan 9 November lalu akibat erupsi Gunung Merapi.
"Saat ini Ditjen Perhubungan Udara sedang melakukan evaluasi. Nanti sore akan diumumkan apakah Bandara Adisucipto tetap ditutup atau sudah bisa beroperasi lagi," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhub Bambang S Ervan, Senin (15/11).
Sebelumnya, Herry Bakti S. Gumay selaku Dirjen Perhubungan Udara Kemhub memutuskan menutup Bandara Adisucipto dari seluruh penerbangan komersil sampai hari ini. Menurut catatan Herry, tak kurang terdapat 45 penerbangan satu arah dari Jogja saban harinya; yang terdiri dari 42 penerbangan domestik dan sisanya internasional.
Selain itu, penerbangan ke Surabaya dan Solo juga dialihkan melalui Utara, dan mendarat di Semarang.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ignatius Bambang Tjahjono, Direktur Kebandarudaraan Kemhub. Pihaknya tidak ingin berisiko terjadi kecelakaan pesawat maupun kerusakan pesawat ditengah bencana Merapi saat ini. "Apalagi kalau sampai ada kecelakaan penumpang, pasti kita disorot dunia internasional," kata Ignatius.
Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menaksir potensi kehilangan pendapatan yang diderita seluruh maskapai yang tidak bisa terbang ke Bandara Adisucipto Jogjakarta lebih dari Rp 35,28 miliar.
Ketua Umum INACA Emirsyah Satar menghitung secara kasar, potensi menguapnya pendapatan tersebut berasal dari 42 penerbangan domestik dikalikan kapasitas 100 kursi per pesawat dikalikan tarif per penumpang sekitar Rp 600.000 dikalikan tujuh hari dikalikan dua penerbangan pulang pergi.
"Angkanya masih bisa lebih besar lagi karena kapasitas pesawat yang digunakan maskapai dan tarif per penumpang bisa lebih besar dari itu tergantung kelompok layanan maskapainya. Belum lagi di Jogjakarta juga ada tiga penerbangan internasional PP," kata Emir yang juga Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero).
Garuda sendiri berpotensi kehilangan pendapatan dari total 20 penerbangan yang dilayaninya setiap hari ke Jogja, yaitu 16 kali dari Jakarta dan 4 kali dari Denpasar.
Direktur Operasi Garuda Indonesia Ari Sapari menyebut, untuk dua rute tersebut maskapainya menggunakan Boeing 737-800NG berkapasitas 162 penumpang yang 12 di antaranya merupakan kursi kelas bisnis. Rata-rata tarif penerbangan Garuda ke Jogjakarta Rp 900.000 per penumpang dengan load factor sekitar 80%.
Jika seluruh angka tersebut dikalikan, maka dalam seminggu Garuda Indonesia kehilangan pendapatan Rp 16,32 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News