kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Bentuk Tim Negosiasi Inalum


Senin, 03 Agustus 2009 / 18:45 WIB


Reporter: Nurmayanti | Editor: Dikky Setiawan


JAKARTA. Meskipun kontrak kerjasama baru akan berakhir pada tahun 2013, pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan langkah negosiasi dengan pemerintah Jepang terkait nasib kemitraan antarkedua negara di PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).

Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris telah meminta Menko Perekonomian membentuk tim khusus. Tim ini nantinya bertugas melakukan negosiasi dengan Jepang dan menetapkan opsi pilihan tentang nasib produsen alumunium yang berlokasi di Sumatera Utara (Sumut) tersebut.

Pemerintah Indonesia memiliki beberapa pilihan. Mulai dari membiarkan Inalum tetap dalam pengelolaan pemerintah Jepang, mengambil alih pengelolaannya secara total atau menyerahkan kepada pihak ketiga.

“Mudah mudahan saja kalau ada tim negosiasinya bisa menyelesaikan. Menperin sudah mengirimkan surat ke Menko Perekonomian yang isinya memohon segera dibentuk tim negosiasi,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Ansari Bukhari, Minggu (2/8).

Tim yang dibentuk akan mulai bekerja tahun depan. Nantinya, tim negosiasi dari pihak Indonesia terdiri dari beberapa instansi. Mulai dari perwakilan pemerintah pusat, manajemen Inalum hingga Otoritas Asahan. Selain bernegosiasi, tim bertugas mencari pilihan yang tepat untuk menentukan nasib operasional Inalum.

Negosiasi diperkirakan berlangsung selama tiga tahun. Artinya, bila penyerahan Inalum dijadwalkan berlangung pada 2013, maka negosiasi dimulai pada 2010. Sebelumnya pemerintah sempat akan menunda waktu negosiasi dari jadwal semula di 2010. Tapi kemudian rencana itu dibatalkan pemerintah.

Pemerintah juga sempat melontarkan keinginan pemerintah mengelola sendiri Inalum. “Tapi yang kami khawatirkan jika utangnya (Inalum) besar. Itu yang sulit sebab utang itu tanggung jawab kita. Mudah mudahan saja kalau ada tim negosiasinya bisa menyelesaikan masalah ini,” kata Ansari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×