Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih mengatakan, penggunaan Premium akan digantikan dengan Pertalite, yang kemudian juga akan diganti dengan BBM ramah lingkungan pada tahapan berikutnya.
Rencana-rencana ini dilakukan dalam rangka mendorong penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan.
“Kita memasuki masa transisi di mana Premium akan digantikan dengan Pertalite, sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujar Soerjaningsih dalam siaran pers.
Untuk diketahui premium memiliki nilai oktan atau Research Octane Number (RON) sebesar 88, sementara pertalite nilai oktannya 90. Angka RON ini berada di bawah nilai kesepakatan global yang mengamanatkan negara-negara di dunia untuk menjaga ambang batas emisi karbon dan polusi udara dengan memakai bensin minimal RON 91.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Tak Gegabah Menghapus BBM Premium dan Pertalite
Soerjaningsih optimistis, peralihan Premium ke Pertalite maupun peralihan Pertalite ke produk BBM lain yang lebih ramah lingkungan di tahapan berikutnya kelak, dapat menurunkan kadar emisi CO2.
“Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14%, untuk selanjutnya dengan perubahan ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27%,” tutur Soerjaningsih.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno menilai, kebijakan penghapusan Premium dan Pertalite merupakan langkah yang sudah sepatutnya dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Kita mungkin merupakan 1 di antara segelintir negara yang masih menggunakan BBM dengan oktan 88, sementara negara-negara lain sudah menggunakan oktan di atas 91,” ujar Eddy kepada Kontan.co.id, Senin (27/12).
Meski begitu, ada sejumlah hal yang menurut Eddy perlu diperhatikan dalam penerapan kebijakan ini. Pertama, Pertamina harus melakukan sosialisasi yang baik agar masyarakat dapat memahami urgensi dari kebijakan penghapusan Premium dan kemudian Pertalite ini.
Berikutnya, Eddy juga menilai bahwa insentif harga perlu diberikan dalam peralihan BBM ini agar selisih harga antara Premium, Pertalite, dan Pertamax tidak terlalu besar. Dengan begitu, harapan Eddy, masyarakat dapat beralih dengan kesadaran sendiri tanpa merasa keberatan.
Selain itu, Eddy juga berpesan agar kebijakan penghapusan Premium dan kemudian Pertalite ini dilakukan secara bertahap.
“Kami juga meminta agar daerah 3T mendapatkan perhatian khusus karena di daerah-daerah tersebut kondisi perekonomian masyarakat masih belum kuat, sehingga harus tetap ditopang dengan keberadaan BBM yang bisa terjangkau,” ujar Eddy.
Baca Juga: Premium dan Pertalite Akan Dihapus, Pemerintah Susun Roadmap BBM Ramah Lingkungan
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting mengatakan, Pertamina mendukung program peralihan BBM yang dicanangkan pemerintah.
Irto bilang, Pertamina telah melakukan Program Langit Biru (PLB) untuk mengedukasi masyarakat soal peralihan penggunaan Premium.
“Program promo Pertalite harga khusus juga telah kami jalankan ke seluruh wilayah agar masyarakat terbiasa dengan BBM jenis tersebut dan sekaligus membantu keterjangkauan masyarakat,” imbuh Irto.
Irto memastikan, Pertamina pada prinsipnya akan selalu menyiapkan BBM yang dibutuhkan.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, agar dapat mengisi BBM sesuai kebutuhan dan sesuai spek kendaraannya,” imbuh Irto.
Sedikit informasi, berdasarkan data Pertamina, penyaluran Premium hanya setara kurang lebih 7% dari total penyaluran BBM (gasoline dan gasoil) di tahun berjalan 2021 ini. Sebagian besar penyaluran BBM di tahun berjalan 2021 didominasi oleh Pertalite dengan porsi sekitar 48% dari total penyaluran BBM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News