kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.294   1,00   0,01%
  • IDX 6.995   17,92   0,26%
  • KOMPAS100 1.046   4,27   0,41%
  • LQ45 822   3,50   0,43%
  • ISSI 213   0,26   0,12%
  • IDX30 418   0,95   0,23%
  • IDXHIDIV20 504   0,32   0,06%
  • IDX80 119   0,56   0,47%
  • IDXV30 124   -0,37   -0,29%
  • IDXQ30 139   0,14   0,10%

Pemerintah diminta lebih cermat lagi untuk tentukan harga gas industri


Sabtu, 04 April 2020 / 09:11 WIB
Pemerintah diminta lebih cermat lagi untuk tentukan harga gas industri
ILUSTRASI. Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas di stasiun induk PT Java Energy Semesta di Gresik, Jawa Timur, Selasa (16/10/2018). PT Gagas Energi Indonesia, anak perusahaan PT PGN, Tbk menjalin kerja sama dengan PT Java Energy Seme


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi pandemi corona seperti saat ini, pemerintah diminta lebih berhati-hati serta menggunakan perhitungan yang terukur dalam mengambil kebijakan terkait energi, termasuk mengenai penurunan harga gas industri.

Direktur Eksekutif EnergiWatch Mamit Setiawan mengungkapkan, penurunan gas di tengah kondisi pandemi tidak akan signifikan memberikan multiplier effect yang besar. Sebab, banyak kegiatan ekonomi yang sedang tidak berjalan secara normal.

Baca Juga: Harga gas industri turun, pembangunan infrastruktur gas diprediksi melambat

Menurut Mamit, harus ada hitungan yang terukur dan pemerintah untuk bisa menjamin penurunan harga gas bisa memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan perekonomian. Terlebih, pemerintah pun berkorban dengan mengurangi jatah penerimaan negara dari gas bumi.

Pasalnya, untuk menurunkan harga gas menjadi US$ 6 per MMBTU pemerintah akan menurunkan harga gas di hulu berkisar US$ 4-US$ 4,5 per MMBTU. Selain itu, biaya transportasi dan distribusi diturunkan antara US$ 1-US$ 1,5 per MMBTU.

"Jadi jangan sampai sia-sia. Apalagi di tengah pandemi, banyak kegiatan ekonomi sedang tidak normal," kata Mamit melalui keterangan tertulis, Jum'at (3/4).

Mamit bilang, kebijakan terkait harga gas juga harus mempertimbangkan investasi di sektor hilir gas. Ia mengingatkan, jangan sampai penurunan harga gas malah membebani industri hilir migas dan malah menghambat pembangunan infrastruktur gas dari hulu hingga ke konsumen yang membutuhkan investasi besar.

Baca Juga: Perdana, Perusahaan Gas Negara (PGAS) alirkan gas ke Kawasan Industri Pelindo 1 Dumai

"Pembangunan infrastruktur gas bumi akan sulit dan terbatas. Belum lagi, pipa transmisi dan distribusi juga harus dimaintenance, dan harus juga membangun terminal regasifikasi LNG sebagai cadangan mereka untuk menjaga ketersediaan gas kepada pelanggan," katanya.

Mamit mengatakan, penurunan harga gas juga harus mempertimbangkan kelangsungan investasi dan pembangunan di hilir gas bumi supaya bisa berjalan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×