kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Pemerintah Guyur Rp 200 Triliun, Ini Catatan dari Pelaku Industri Manufaktur


Minggu, 14 September 2025 / 17:31 WIB
Pemerintah Guyur Rp 200 Triliun, Ini Catatan dari Pelaku Industri Manufaktur
ILUSTRASI. Pekerja mengamati bagian komponen otomotif usai produksi di Dharma Polimetal Tbk, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (3/7/2025). Kementerian Perindustrian menyatakan industri manufaktur dalam negeri tetap ekspansif di tengah perang tarif dan ekskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah, dapat dilihat dari rilis indeks kepercayaan industri (IKI) pada bulan Juni yang tetap berada di fase ekspansif yakni di angka 51,84 poin. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/nz


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengguyur dana segar sejumlah Rp 200 triliun ke perbankan nasional. Sederet asosiasi mengemukakan catatan dan harapan agar kebijakan ini bisa menggerakkan ekonomi dan menggairahkan industri di sektor manufaktur.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa telah menetapkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025, yang ditetapkan dan mulai berlaku pada Jumat (12/9/2025). Penempatan uang negara ini disuntikan pada lima bank umum mitra.

Kelima mitra tersebut merupakan bank plat merah (Himbara), yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI). 

Tenor penempatan dana ini dilaksanakan untuk jangka waktu enam bulan dan dapat diperpanjang. Penempatan uang negara tersebut wajib digunakan untuk mendukung pertumbuhan sektor riil.

Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengungkapkan masuknya dana sejumlah Rp 200 triliun dalam peredaran perbankan merupakan angin segar. Gapmmi berharap langkah ini bakal mendorong peningkatan aktivitas industri dan perdagangan.

Baca Juga: Suntikan Likuiditas Rp 200 Triliun ke Bank, Akankah Dorong Pertumbuhan Ekonomi?

Hal tersebut bisa menjadi faktor penting yang mendongkrak daya beli dan konsumsi masyarakat. "Diharapkan pemerintah juga melakukan deregulasi sehingga semakin mendorong aktivitas perekonomian," kata Adhi saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (14/9/2025).

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa turut berharap penambahan likuiditas ke lima bank himbara ini bisa berdampak positif terhadap industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Catatan Jemmy, industri TPT nasional saat ini bukan hanya memerlukan ketersediaan kredit oleh bank, tetapi juga penurunan suku bunga kredit.

Hal itu penting untuk memacu investasi riil, sehingga bisa memutar roda ekonomi secara nyata. "Penurunan suku bunga pinjaman sangat bermanfaat untuk menggerakkan roda ekonomi," imbuh Jemmy.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmad Basuki memprediksi kucuran likuiditas Rp 200 triliun berpotensi membawa dampak tidak langsung bagi industri komponen otomotif. Asalkan dana tersebut bisa secara nyata tersalurkan menjadi kredit yang menggerakkan ekonomi dan konsumsi masyarakat, khususnya pada kredit pembelian kendaraan.

Baca Juga: Suntikan Dana Rp 200 Triliun ke Perbankan Diharapkan Perbaiki Penerimaan Pajak

"Secara umum kucuran dana tersebut diharapkan akan menggerakkan sektor riil, artinya akan mengakselerasi demand. Kalau dana tersebut akan mempermudah kredit, misalnya untuk pembelian mobil dan motor, bisa jadi akan berdampak (bagi industri komponen)," terang Rachmad.

Rachmad berharap, kucuran dana segar ini bisa memulihkan buying power sehingga bisa kembali menggairahkan permintaan. Hal senada disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto.

Harapan Edy, guyuran dana segar ini bisa menggairahkan kredit di sektor properti, sekaligus memangkas suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dengan begitu, akan ada dampak yang secara tidak langsung mengerek naik prospek industri keramik.

"Asaki menyambut baik langkah Kementerian Keuangan mengguyur Rp 200 triliun ke Himbara. Akan menjadi katalis positif jika Himbara menyalurkan ke sektor properti berupa penurunan suku bunga KPR dan kredit modal kerja untuk ritel atau pengusaha bahan bangunan," tandas Edy. 

Baca Juga: Tak Ada Alasan Likuiditas Mahal Bagi Bank Himbara Pasca Diguyur Rp 200 Triliun

Selanjutnya: Kontraksi Mulai Mereda, CITA Optimistis Penerimaan Pajak Bisa Tumbuh Tahun Ini

Menarik Dibaca: Daftar 7 Film Biografi Tokoh Dunia Ternama dan Berpengaruh, Sudah Nonton Semua?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×