Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Kementerian Pertanian memproyeksikan 200 perusahaan perkebunan sawit akan menerima sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tahun ini. "Kami menargetkan pada 2014 semua perusahaan sudah melakukan sertifikasi," ungkap Gamal Nasir, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian di Jakarta, Senin (14/1).
Setidaknya ada 820 perusahaan perkebunan yang memenuhi prasyarat ISPO yakni kelas I (182 perusahaan), kelas II (304 perusahaan) dan kelas III (334 perusahaan).
Sertifikasi ISPO dilakukan atas inisiatif Kemtan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia. Langkah tersebut juga merupakan bagian dari upaya ambil bagian dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan pelestarian lingkungan.
Demi mencapai target ISPO, pemerintah menyiapkan sejumlah agenda, seperti memperbanyak auditor ISPO, memperbanyak lembaga sertifikasi serta mempercepat pengelompokan (klasifikasi) perkebunan.
Di tahap awal, Kemtan akan menggelar sosialisasi ISPO di dalam negeri maupun luar negeri. Di Tanah Air, sosialisasi akan berlangsung di sentra-sentra pengembangan kelapa sawit. Sedangkan sosialisasi di luar negeri berfokus ke negara tujuan ekspor produk kelapa sawit seperti India, China dan Pakistan.
India menjadi konsumen utama minyak sawit Indonesia. Pada 2011, volume ekspor minyak sawit Indonesia ke India mencapai 5,3 juta ton atau 32,5% dari total ekspor. Ekspor terbesar kedua adalah ke China dengan volume 2,2 juta ton (13,3%) dan sisanya negara lain seperti Belanda dan Bangladesh. Indonesia juga memimpin pasar minyak sawit global. Pangsa produksi minyak sawit Indonesia terhadap produksi minyak sawit dunia sekitar 45%.
Selain sosialisasi, Kemtan siap mendorong pembentukan lembaga sertifikasi ISPO. Ini dalam rangka memenuhi kebutuhan proses audit ISPO terhadap perusahaan perkebunan dan plasma/mitra.
Saat ini, pemerintah baru mengakui tujuh lembaga sertifikasi ISPO. Ketujuh lembaga itu adalah PT Mutu Agung Lestari, PT Sucofindo, PT TUV Nord Indonesia, PT TUV Rheinland Indonesia, PT SAI Global Indonesia, PT SGS Indonesia dan PT Mutu Hijau Indonesia. "Semakin banyak lembaga sertifikasi, perusahaan sawit akan punya banyak pilihan sehingga proses sertifikasi juga cepat," kata Gamal.
Sedangkan jumlah perusahaan yang bersertifikat ISPO baru tujuh perusahaan. "Sebenarnya ada 10 perusahaan, yang tiga masih menunggu administrasi," tandas Rismansyah Danasaputro, Direktur Tanaman Tahunan Kemtan.
Selain 10 perusahaan tadi, dalam waktu dekat, ada 15 perusahaan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit yang dalam proses audit ISPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News