kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Pangkas Kuota Impor Daging Sapi


Senin, 05 Juli 2010 / 08:10 WIB
Pemerintah Pangkas Kuota Impor Daging Sapi


Reporter: Amailia Putri Hasniawati |

JAKARTA. Mimpi pemerintah menggapai swasembada daging sapi sudah bulat. Tahun ini, pemerintah memangkas kuota impor daging sapi menjadi 73.000 ton. Jumlah ini turun 2,7% dibanding tahun lalu sebanyak 75.000 ton.

Namun, sepanjang semester 1-2010, volume daging yang masuk sudah mencapai 56.175 ton atau 76,9% dari kuota impor. Toh, Kementerian Pertanian tetap yakin, persediaan daging menjelang Puasa dan Lebaran cukup. Apalagi, dari jumlah daging yang sudah masuk, sekitar 11.000 ton-28.000 ton masih tersimpan di gudang importir dan distributor.

Para importir daging sendiri tak mempersoalkan pemangkasan kuota impor daging tersebut. Namun, mereka mengingatkan pemerintah soal kemungkinan kekurangan pasokan daging sapi terutama menjelang Lebaran, Natal dan tahun baru nanti.

Apalagi saat Lebaran permintaan daging bisa melonjak menjadi dua kali lipat dibandingkan bulan biasa. Saat ini, kebutuhan daging sapi setiap bulan rata-rata 33.000 ton. Itu berarti, saat Lebaran, permintaan daging sapi bisa menembus 66.000 ton.

Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan, sah-sah saja jika pemerintah membatasi kuota impor. Tapi, imbuhnya, pemerintah harus menghitung secara cermat persediaan daging dalam negeri. Sama seperti pandangan importir, jika pasokan berkurang, harga pasti naik. Memang, kata Teguh, kondisi ini akan menguntungkan peternak.

Menurut Teguh, pemerintah bisa menempuh dua cara jika harga daging sapi di pasar selangit gara-gara pengurangan kuota itu.

Pertama, menambah kuota impor daging. Dengan menambah impor, maka otomatis pasokan bertambah sehingga harga turun.

Cara kedua, pemerintah memaksimalkan pemotongan sapi lokal termasuk yang betina. Padahal, sapi betina harus dilindungi agar populasi di dalam negeri bertambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×