kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah sosialisasikan percepatan penggunaan B30


Rabu, 25 Juli 2018 / 16:43 WIB
Pemerintah sosialisasikan percepatan penggunaan B30
ILUSTRASI.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menyiapkan langkah penggunaan biodiesel dalam campuran untuk bahan bakar solar sebesar 30% (B30). Salah satunya dengan mengajak diskusi sejumlah pelaku industri dan asosiasi bisnis.

Hal ini dilakukan menyusul adanya percepatan penerapan B30 dari sebelumnya tahun 2020 menjadi tahun 2019. Peningkatan ketahanan dan kemandirian energi untuk bahan bakar menjadi alasan utamanya. Sebab, hal ini dinilai bisa memanfaatkan sumber energi domestik, yakni minyak kelapa sawit (crude palm oil/cpo).

"Ini kan perintah dari Presiden. Percepatan setahun dari roadmap di tahun 2020," jelas Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam, Dadan Kusdiana, Rabu (25/7).

Lebih lanjut, Direktur Bioenergi Dirjen EBTKE, Andriah Feby Misna menerangkan sejumlah langkah yang telah dilakukan dalam percepatan tersebut. Diantaranya dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan rapat teknis. "Untuk persiapan B30 tidak mungkin kami menerapkannya sebelum melakukan kajian komprehensif," klaim Andriah.

Dalam kesempatan tersebut, asosiasi industri dan pengusaha seperti Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) memberikan sejumlah catatan. 

Ketut Suciarta, anggota Kompartemen Teknologi Lingkungan dan Industri Gaikindo mengungkapkan bahwa dengan adanya mandatori percepatan penerapan B30 menjadi tahun 2019 ini, pelaku industri mau tidak mau harus bergerak cepat untuk mempersiapkan.

Untuk itu, pihaknya tengah intens berkoordinasi dengan tim teknis guna melakukan persiapan mesin dan menghitung dampak dari B30 ini. Selain itu, dia juga meminta agar implementasi B30 dan Euro 4 diesel diselenggarakan bersamaan. 

Sementara, Wakil Ketua Aptrindo, Kyatmaja Lookman mengatakan, percepatan penerapan B30 justru bisa merugikan pengusaha truk. Ada dua kekhawatiran yang diungkapkan Lookman, yaitu soal pemakaian bahan bakar yang lebih boros, serta biaya maintenance kendaraan.

"Dari pemakaian bahan bakar bisa lebih boros sekitar 3%, itu yang B20. Kalau B30 pasti lebih boros. Begitu juga dengan maintenance kendaraan kalau harus menambah atau mengganti komponen tertentu dalam mesinnya. Padahal, biodiesel paling banyak digunakan oleh truk," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×