kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah tantang insinyur mencetak 17 Juta SDM profesional


Kamis, 06 Desember 2018 / 15:55 WIB
Pemerintah tantang insinyur mencetak 17 Juta SDM profesional
ILUSTRASI. Empat kebijakan pemerintah dorong sektor manufaktur


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -PADANG. Pemerintah lewat Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menantang Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untuk bisa mencetak 17 juta Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional agar bisa mengimplementasikan revolusi industri 4.0.

Airlangga mengatakan, ada lima sektor industri yang menjadi prioritas dalam penerapan revolusi industri 4.0 ialah makanan dan minuman (mamin), tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia. Di mana kelima sektor itu butuh tenaga yang mumpuni. "Kita butuh 17 juta SDM. Dan ini tantangan untuk PII supaya bisa menghasilkan yang berkualitas," terangnya dalam Kongres & Dialog Nasional Persatuan Insinyur Indonesia (PII) ke-XXI di Hotel Grand Inna, Padang, Sumatera Barat, Rabu (6/12).

Adapun dari 17 juta SDM, 13 juta diantaranya untuk industri manufaktur dan 4 juta pekerja sektor jasa. Airlangga bilang, potensi bisnis revolusi industri 4.0 mencapai US$ 150 miliar sampai tahun 2025.

Di mulai tahun depan, kata Airlannga, sesudah infrastruktur pemerintah akan mengitamakan SDM, termasuk merevitalisasi program kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), di mana SMK akan dijadikan ujung tombang pengimplementasian industri 4.0.

"Oleh karena itu progam link n match akan dimasifkan dan pemerintah sudah memberi anggaran untuk 2019. Dan arahan Presiden berharap jutaan lulusan smk lulus dengan progam 70% praktek dan 30% teori," tandasnya.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menambahkan, bahwa tahun depan pemerintah fokus dalam pengembangan SDM. Sebab, dengan pengalaman yang ada sekarang ini, tanpa adanya SDM tidak bisa memajukan bangsa yang baik. Dengan begitu, ia meminta kepada insinyur agar bisa memberikan nilai tambah terhadap SDM. Tapi, kata Kalla, SDM jangan hanya mencapai jumlah yang besar dan tidak berkualitas. "Ini tanggung jawab. Sebagai insinyur, bagaimana bukan hanya soal kuantitas tapi kualitas," tandasnya.

Menjawab tantangan itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Hermanto Dardak menyatakan, bahwa sekarang PII sudah mencetak sekitar 14.000 insinyur yang profesional. "Kami laporkan bahwa program insinyur sudah menandatangani 26 MoU dengan rektor di 26 perguruan tinggi. Kami laporkan kita punya sesuai dengan pesan Undang-Undang. Dan dari MoU tadi ada 1.000 insinyur," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×