kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemprov Bali akan segera menghapus pembangkit listrik fosil


Rabu, 26 Juni 2019 / 20:12 WIB
Pemprov Bali akan segera menghapus pembangkit listrik fosil


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  DENPASAR. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tengah merumuskan pemakaian energi bersih. Pemprov Bali menginginkan, daerahnya ini tidak lagi memakai pembangkit listrik yang berasal dari fosil, seperti misalnya pembangkit dari batubara maupun bahan bakar minyak.

Direktur Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, Supangkat Iwan Santoso menyampaikan, atas keinginannya itu, pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan Gubernur Bali, Wayan Koster dan timnya.

“Gubernur Bali minta daerahnya bersih. Kalaupun ada pembangkit fosil, itu hanya gas, dan yang lain energi terbarukan,” ujarnya, Rabu (26/6). 

Hanya saja, pihaknya belum menentukan, pembangkit jenis apa yang akan dikembangkan oleh PLN di Bali. Yang terang, Gubernur Bali segera menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) untuk mendukung terlaksananya program energi bersih tersebut.

Provinsi Bali diarahkan untuk menjadi daerah yang mandiri secara energi. Maklum, sejauh ini, kelistrikan Bali masih disanggah oleh Pulau Jawa. Di mana, 340 Megawatt (MW) listriknya di suplai melalui kabel bawah laut sepanjang 150 Kilovolt (Kv). “Ini memang alot pembicaraannya (dengan Gubernur),” ungkapnya.

Yang jadi persoalan bagi PLN, apabila Bali ingin mandiri secara kelistrikan adalah potensi listrik hijau seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) sangat kecil.

Adapun solar, hanya bisa dikembangkan dengan kapasitas 50 MW – 100 MW dengan harus memiliki pengimbang pembangkit 10 kali lipat di atas dari kapasitas pembangkitnya. “Satu-satunya mampu pengimbangan solar di Bali adalah energi dari Jawa. Dan PLTS rooftop,” tandasnya.
 
Maksimalkan Pelayanan

Sementara itu, PLN Unit induk Distribusi Bali terus memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan total kapasitas daya yang mencapai 1.274 MW, PLN UID Bali menargetkan pertumbuhan konsumsi listrik bisa mencapai 6% pada tahun 2019.

General Manager PLN UID Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa menyampaikan, bahwa saat ini terdapat lebih dari 1,4 juta pelanggan di Bali dengan beban puncak mencapai 900,1 MW.

“Prediksi kami di tahun ini beban puncak mencapai 932 MW,” ujar Astawa.

Untuk mencapai pertumbuhan listrik yang diharapkan, saat ini Bali memiliki kapasitas Gardu Induk sebesar 2.071 MVA yang tersebar di 16 titik. “Ke depan kami akan terus meningkatkan kapasitas gardu induk untuk meningkatkan keandalan jaringan. Target di 2019 kapasitas total menjadi 2.236 MVA,” ungkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×