kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan listrik harus sinkron dengan kebutuhan industri


Selasa, 25 Juni 2019 / 08:18 WIB
Pasokan listrik harus sinkron dengan kebutuhan industri


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Listrik merupakan infrastruktur penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, mendorong investasi, dan pemerataan industri, yang berdampak lanjutan bagi penciptaan lapangan kerja dan ekonomi daerah. Kestabilan pasokan listrik merupakan kunci pertumbuhan industri modern yang akan memacu peningkatan perekonomian nasional.

Iwa Garniwa Mulyana, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) melihat PLN lebih dari siap dalam upaya memenuhi kebutuhan dan pertumbuhan dunia industri.

''Ini prestasi PLN, dan pemerintah seyogyanya mensinkronkan antara rencana industri dengan kapasitas pasokan (listrik) yang sudah disiapkan PLN,“ kata Iwa dalam keterangan pers, Senin (24/6).

Kesiapan PLN dalam menjaga kelangsungan industri, bisa dilihat melalui upaya PLN dalam memastikan pasokan listrik yang andal bagi Kawasan-kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI) dan pelanggan-pelanggan besar lainnya.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027, total daya yang dipasok PLN untuk pelanggan besar adalah 22.461 Mega Volt Ampere (MVA). Sementara pelanggan yang sudah tersambung hingga Oktober 2018 adalah 810 MVA.

Secara umum, Iwa yang juga Ketua STT-PLN menilai kesiapan infrastruktur PLN juga sudah lebih dari cukup dalam upaya memenuhi pasokan listrik yang dibutuhkan industri modern. Namun ada fakta bahwa pertumbuhan dunia industri ternyata tidak sesuai harapan, hal itu menurutnya bukan tanggung jawab PLN.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028 yang dipaparkan Menteri ESDM Ignasius Jonan pada Januari lalu, penambahan infrastruktur ketenagalistrikan yang direncanakan hingga 2028 terperinci sebagai:

  1. Pembangkit tenaga listrik 56.395 MW,
  2. Jaringan transmisi sepanjang 57.293 kilometer sirkit (kms),
  3. Gardu induk 124.341 MVA,
  4. Jaringan distribusi sepanjang 472.795 kms,
  5. Gardu distribusi 33.730 MVA.

Untuk mencapai target tersebut PLN melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah mewujudkan sistem tenaga listrik Jawa-Bali (SJB), sebagai sistem interkoneksi terbesar di Indonesia.

Pandu Satria Jati dari Humas Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan ESDM menjelaskan pemerintah terus fokus membangun pembangkit listrik. ''Sesuai data statistik ketenagalistrikan tahun 2017, di Jawa Bali saat ini terdapat 331 pembangkit yang masuk ke dalam sistem interkoneksi dengan kapasitas pembangkit sekitar 37.600 MW,” papar Pandu.

Sebagai informasi, SJB terhubung dalam satu jaringan interkoneksi antara pembangkit satu dengan pembangkit yang lain dan gardu induk yang satu dengan yang lain, sehingga jika penyaluran tenaga listrik dapat berlangsung terus-menerus tanpa putus. Apabila salah satu pembangkit mengalami kerusakan, maka penyaluran tenaga listrik dapat dialihkan ke pusat pembangkit lainnya.

Sepanjang tahun lalu, dalam catatan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, pemerintah melalui PLN membangun 4.950 kms jaringan transmisi dam 20.645 MVA gardu induk. Angka ini merupakan penambahan terhadap 9.617 kms yang telah beroperasi sampai Februari silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×