kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Angkasa Pura I turun signifikan terdampak pandemi corona


Rabu, 01 April 2020 / 15:39 WIB
Pendapatan Angkasa Pura I turun signifikan terdampak pandemi corona
ILUSTRASI. Calon penumpang menunggu jadwal keberangkatan pesawat di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (18/3/2020). Angkasa Pura I menerapkan konsep 'social distancing' dengan menempelkan stiker panduan jarak untuk m


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Angkasa Pura (AP) I mengungkapkan, berkurangnya aktivitas operasional bandara berpengaruh pada pendapatan perusahaan. AP I mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan sejak dihimpit wabah virus corona. Pendapatan perusahaan ini disebut-sebut tak mampu mencapai target yang ditentukan.

"Dampak terhadap pendapatan memang cukup signifikan. Pendapatan kita mungkin saat ini 20% di bawah target, dan berpotensi akan lebih besar lagi kalau makin banyak penerbangan yang dibatalkan," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi kepada kontan.co.id, Rabu (1/4).

Baca Juga: Lion Air hentikan penerbangan ke Bangka Belitung akibat wabah virus corona

Asal tahu saja, terkait target pertumbuhan AP I pada 2020, Faik mengungkapkan, pada akhir 2019 sebelum pandemi corona merebak, AP I menetapkan target konservatif pada 2020 dengan target trafik penumpang sebanyak 90,6 juta penumpang dengan laba Rp 1,4 triliun. "Namun dengan kondisi pandemi Covid-19, kami pesimis target ini dapat tercapai. Evaluasi dan koreksi target tengah kami lakukan," paparnya.

Menurut Faik, untuk menanggulangi penurunan pendapatan tersebut, perusahaan terpaksa mengurangi beragam pengeluaran di 15 bandaranya. Salah satunya ialah dengan merampingkan organisasi di cabang perusahaan.

"Upaya yang kami lakukan adalah melakukan inisiatif simplifikasi terhadap organisasi atau organisasi ini dirampingkan lagi terutama yang ada di cabang secara langsung yang memang dari awal sudah kita lakukan," ungkapnya.

Faik menjelaskan, upaya merampingkan organisasi itu misalnya di satu cabang bandara yang tadinya ada 8 posisi Senior Manager, dikurangi menjadi 5 Senior Manager. Menurutnya, perampingan ini memangkas birokrasi sehingga membuat organisasi menjadi lebih tangkas dan gesit dalam menghadapi perubahan yang dinamis.

Baca Juga: Jumlah penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma turun 35% karena corona

Faik menampik kalau hal tersebut merupakan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK, "yang dimaksud perampingan organisasi adalah perampingan struktur organisasinya, bukan pegawainya. Jadi tidak ada PHK sama sekali," kata Faik

Namun, ia juga mengakui sebagian karyawan sudah ada yang dirumahkan atau work from home (WFH) sebagai upaya mengurangi penyebaran virus corona. Angkasa Pura I menerapkan imbauan WFH yang disampaikan oleh Pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 lebih jauh. "Karyawan tetap digaji seperti biasa bahkan tetap diberi uang makan harian di mana uang makan itu biasanya diberi hanya ketika karyawan pergi ke kantor dan melakukan absen," kata Faik.

Selain merampingkan organisasi, segala rencana rekrutmen pegawai baru yang sempat digenjot awal bulan lalu juga dibatalkan sementara. Atas segala upaya tersebut, perusahaan disebut mampu menghemat hingga Rp 300 miliar lebih sebagai upaya menjaga ekonomi perusahaan secara keseluruhan.

"Dari inisiatif-inisiatif yang kita dilakukan terkait dengan prosedur tersebut kita bisa melakukan penghematan sampai Rp 300 miliar ke atas. Jadi mudah-mudahan ini bisa bantu mengurangi beban karena menurunnya pendapatan selama ini," paparnya.

Baca Juga: Maskapai Penerbangan Mulai Setop Penerbangan

Selain itu, dalam kondisi pandemi seperti ini, menurut Faik Angkasa Pura I tetap fokus pada pencegahan penyebaran Covid-19 dengan melakukan berbagai upaya yang sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran Covid19 agar kondisi lekas dapat berangsur kembali normal.

"Dari sisi bisnis, kami melakukan strategi cost leadership sebagai langkah efisiensi di mana pengeluaran perusahaan difokuskan pada hal prioritas dan urgent dan strategi revenue enhancement sebagai upaya mencari potensi pendapatan selain dari pendapatan aero," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×