Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Jasa Keuangan
Laba bersih divisi jasa keuangan grup meningkat 23% menjadi Rp 3,4 triliun selama sembilan bulan pertama 2021. Hal ini dipicu peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.
Adapun bisnis pembiayaan konsumen grup mengalami peningkatan nilai pembiayaan hingga 20% menjadi Rp 60,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat sebesar 41% menjadi Rp 940 miliar, sementara kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor juga meningkat sebesar 38% menjadi Rp1,6 triliun. Kedua peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.
Sementara itu, total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan alat berat naik 68% menjadi Rp 4,5 triliun. Kontribusi laba bersih dari segmen ini meningkat 32% menjadi Rp 49 miliar.
Adapun PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum grup, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 9% menjadi Rp 853 miliar, terutama disebabkan hasil investasi yang lebih tinggi. Di sisi lain, Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life), mencatatkan peningkatan premi bruto (gross written premium) sebesar 58% menjadi Rp 4,0 triliun.
Agribisnis
Laba bersih dari divisi agribisnis grup meningkat 152% menjadi Rp 1,2 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit. Asal tahu saja, Harga minyak kelapa sawit meningkat 31% menjadi Rp 10.699/kg. Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya stabil sebesar 1,5 juta ton.
Adapun PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang 79,7% sahamnya dimiliki ASII, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 152% menjadi Rp 1,5 triliun.
Baca Juga: Harga minyak sawit cetak rekor, saham berbasis CPO apa saja yang bisa cuan?
Properti
Laba bersih dari divisi properti grup meningkat sebesar 52% menjadi Rp 131 miliar. Capaian ini utamanya karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra.
Infrastruktur dan Logistik
Divisi infrastruktur dan logistik grup mencatat laba bersih Rp 98 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp59 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2020. Peningkatannya dipicu oleh kinerja dari bisnis jalan tol dan PT Serasi Autoraya (SERA).
Asal tahu saja, pendapatan dari bisnis jalan tol Grup meningkat sebesar 26%. Astra mempunyai kepemilikan saham di 358 km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta.
Sementara itu, laba bersih PT Serasi Autoraya tercatat meningkat sebesar 77% menjadi Rp 115 miliar, terutama karena marjin operasional yang lebih baik dan peningkatan jumlah kontrak sewa sebesar 2% menjadi 23.500 unit, meskipun adanya penurunan penjualan mobil bekas.
Baca Juga: Toyota Astra Motor: Kebijakan DP 0% jadi kunci pemulihan sektor otomotif nasional
Teknologi Informasi
Laba bersih dari divisi teknologi informasi grup, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) yang 76,9% sahamnya dimiliki ASII, meningkat 8% menjadi Rp 28 miliar, Ini disebabkan oleh penurunan biaya operasional dan pendapatan bunga yang lebih tinggi, meskipun pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan kantor tercatat lebih rendah.
Di tengah ketidakpastian situasi makroekonomi akibat dampak pandemi, Djony mengungkapkan, pihaknya masih optimistis terhadap kinerja di sisa tahun ini. "Selain itu, posisi neraca keuangan grup tetap sehat dan solid," pungkas Djony.
Baca Juga: Tekan emisi karbon, Sri Mulyani atur ulang ketentuan PPnBM mobil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News