kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendapatan Astra International (ASII) naik 28% hingga akhir September 2021


Jumat, 29 Oktober 2021 / 06:15 WIB
Pendapatan Astra International (ASII) naik 28% hingga akhir September 2021


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja yang memuaskan. Astra melaporkan pertumbuhan pendapatan bersih hingga 28% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 167,4 triliun.

Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan bersihnya tercatat Rp 130,34 triliun. "Kinerja grup secara keseluruhan membaik dalam sembilan bulan pertama tahun 2021, didukung oleh volume penjualan otomotif yang kuat dan harga komoditas yang lebih tinggi," jelas Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam siaran pers, Kamis (28/10). 

Sekadar informasi, laba bersih ASII  meningkat 7% yoy, menjadi Rp 14,97 triliun hingga kuartal ketiga 2021 dari sebelumnya Rp 14,03 triliun. Adapun angka ini telah memperhitungkan keuntungan penjualan saham Bank Permata. Jika tidak memperhitungkan penjualan saham Bank Permata laba bersih ASII terkerek 84% yoy menjadi Rp 14,97 triliun dari sebelumnya Rp 8,15 triliun. 

Volume penjualan otomotif yang membaik hingga kuartal ketiga 2021 didukung oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah. Asal tahu saja, penjualan mobil Astra pada periode tersebut naik 79% menjadi 344 unit. Sementara, pangsa pasarnya meningkat dari 52% menjadi 55%.

Baca Juga: Ditopang divisi otomotif, pendapatan Astra International (ASII) naik 28% yoy

Di sisi lain, komponen otomotif grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 446 miliar. Capaian ini jauh lebih baik dibanding periode yang sama tahun 2020 yang merugi Rp 243 miliar. 

Pertumbuhan dari sisi volume penjualan otomotif menjadikan divisi ini sebagai kontributor terbesar terhadap laba bersih ASII periode Januari-September 2021. Asal tahu saja, sektor otomotif berkontribusi hingga Rp 5,51 triliun terhadap laba bersih. Capaian ini meningkat 207% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 1,79 triliun. 

Selain ditopang divisi otomotif, divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi juga berkontribusi cukup signifikan, mencapai Rp 4,65 triliun terhadap laba bersih.  Kemudian, ada juga laba bersih divisi keuangan dan divisi agribisnis yang tercatat masing-masing Rp 3,38 triliun dan 1,17 triliun. 

Setelahnya, laba bersih ASII juga ditopang divisi properti,divisi infrastruktur dan logistik, serta divisi teknologi informasi yang berkontribusi masing-masing Rp 131 miliar, Rp 98 miliar, dan 28 miliar. 

Baca Juga: Penjualan alat berat naik, begini rekomendasi saham United Tractors (UNTR)

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi, dan Energi 

Laba divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi meningkat 51% secara tahunan. Lonjakan laba ditopang oleh penjualan alat berat Komatsu dan menguatnya harga batubara.

Asal tahu saja, PT United Tractors Tbk (UNTR) yang 59,5% sahamnya dimiliki Astra International, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 46% menjadi Rp 7,8 triliun. Di sisi lain, penjualan alat berat Komatsu meningkat 84% menjadi 2.194 unit, sementara pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat. 

Kontraktor servis penambangan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatatkan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) yang sedikit lebih rendah sebesar 630 juta bank cubic metres, sementara produksi batu bara naik sebesar 2% menjadi 87 juta ton.

Anak perusahaan UNTR di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 8% menjadi 7,7 juta ton, termasuk penjualan 1,9 juta ton metallurgical coal. PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UNTR, melaporkan sedikit kenaikan penjualan emas sebesar 258.000 ons.

Sementara itu, PT Acset Indonusa Tbk (ACST), anak perusahaan yang 82,2% sahamnya dimiliki UNTR, melaporkan rugi bersih sebesar Rp 386 miliar. Kerugian ini terutama disebabkan oleh perlambatan penyelesaian beberapa proyek yang sedang berjalan dan berkurangnya proyek pekerjaan konstruksi selama masa pandemi.

Adapun pada bulan Agustus 2021, ACST memperoleh dana sebesar Rp1,5 triliun dari penerbitan saham baru untuk mengurangi pinjaman dan memperkuat struktur permodalannya. Sesudah dilakukannya penerbitan saham baru, kepemilikan United Tractors di Acset meningkat dari 64,8% menjadi 82,2%.

Baca Juga: Penjualan alat berat moncer, simak rekomendasi saham United Tractors (UNTR)

Jasa Keuangan

Laba bersih divisi jasa keuangan grup meningkat 23% menjadi Rp 3,4 triliun selama sembilan bulan pertama 2021. Hal ini dipicu peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum. 

Adapun bisnis pembiayaan konsumen grup mengalami peningkatan nilai pembiayaan hingga 20% menjadi Rp 60,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat sebesar 41% menjadi Rp 940 miliar, sementara kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor juga meningkat sebesar 38% menjadi Rp1,6 triliun. Kedua peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah. 

Sementara itu, total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan alat berat naik 68% menjadi Rp 4,5 triliun. Kontribusi laba bersih dari segmen ini meningkat 32%  menjadi Rp 49 miliar.

Adapun PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum grup, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 9% menjadi Rp 853 miliar, terutama disebabkan hasil investasi yang lebih tinggi. Di sisi lain,  Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life), mencatatkan peningkatan premi bruto (gross written premium) sebesar 58% menjadi Rp 4,0 triliun. 

Agribisnis

Laba bersih dari divisi agribisnis grup meningkat 152% menjadi Rp 1,2 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit. Asal tahu saja, Harga minyak kelapa sawit meningkat 31% menjadi Rp 10.699/kg. Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya stabil sebesar 1,5 juta ton.

Adapun PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang 79,7% sahamnya dimiliki ASII, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 152% menjadi Rp 1,5 triliun. 

Baca Juga: Harga minyak sawit cetak rekor, saham berbasis CPO apa saja yang bisa cuan?

Properti

Laba bersih dari divisi properti grup meningkat sebesar 52% menjadi Rp 131 miliar. Capaian ini utamanya karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra.

Infrastruktur dan Logistik

Divisi infrastruktur dan logistik grup mencatat laba bersih Rp 98 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp59 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2020. Peningkatannya dipicu oleh kinerja dari bisnis jalan tol dan PT Serasi Autoraya (SERA). 

Asal tahu saja, pendapatan dari bisnis jalan tol Grup meningkat sebesar 26%. Astra mempunyai kepemilikan saham di 358 km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta.

Sementara itu, laba bersih PT Serasi Autoraya tercatat meningkat sebesar 77% menjadi Rp 115 miliar, terutama karena marjin operasional yang lebih baik dan peningkatan jumlah kontrak sewa sebesar 2% menjadi 23.500 unit, meskipun adanya penurunan penjualan mobil bekas. 

Baca Juga: Toyota Astra Motor: Kebijakan DP 0% jadi kunci pemulihan sektor otomotif nasional

Teknologi Informasi

Laba bersih dari divisi teknologi informasi grup, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) yang 76,9% sahamnya dimiliki ASII, meningkat 8% menjadi Rp 28 miliar, Ini disebabkan oleh penurunan biaya operasional dan pendapatan bunga yang lebih tinggi, meskipun pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan kantor tercatat lebih rendah. 

Di tengah ketidakpastian situasi makroekonomi akibat dampak pandemi, Djony mengungkapkan, pihaknya masih optimistis terhadap kinerja di sisa tahun ini. "Selain itu, posisi neraca keuangan grup tetap sehat dan solid," pungkas Djony. 

Baca Juga: Tekan emisi karbon, Sri Mulyani atur ulang ketentuan PPnBM mobil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×