kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan dan Laba Surya Esa Perkasa (ESSA) Turun Drastis, Ini Penyebabnya


Senin, 01 Mei 2023 / 21:21 WIB
Pendapatan dan Laba Surya Esa Perkasa (ESSA) Turun Drastis, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Kilang LPG PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) perusahaan yang bergerak di sektor energi dan kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik Amoniak, mencatatkan

pendapatan sebesar US$ 87,8 juta atau turun 45% year on year (YoY) dan EBITDA turun hingga 67% menjadi US$  22,5 juta pada kuartal I 2023. 

Sampai dengan Maret 2023, pendapatan hasil penjualan eksternal untuk penjualan elpiji dan jasa pengolahan senilai US$ 13,35 juta turun 73,36% YoY. Adapun penjualan amonia senilai US$ 74,49 juta atau turun hingga 89%. 

Alasan pendapatan yang lebih rendah terutama disebabkan oleh harga komoditas yang lebih rendah serta penutupan dan pemeliharaan terjadwal pabrik amoniak selama 3 minggu. Pabrik amoniak telah beroperasi dengan produktivitas yang optimal dan efisien setelah berhasil menyelesaikan kegiatan pemeliharaannya.

Baca Juga: Mega Perintis (ZONE) Bidik Penjualan dan Laba Tumbuh 15% pada Tahun 2023

Sebagai informasi, harga amoniak global melemah pada kuartal I 2023 terutama pada Maret seiring harga energi global yang kembali normal. Sementara jumlah permintaan masih dalam pemulihan secara bertahap.

Meski pendapatan dan EBITDA mengalami penurunan, ESSA masih mempertahankan keuntungan di tiga bulan pertama tahun ini dengan mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 3,11 juta. Sebetulnya, laba tersebut anjlok 87,99% YoY dari sebelumnya US$ 25,91 juta. 

“Dengan dibukanya kembali China setelah Covid-19, membaiknya permintaan di sektor pupuk dan Eropa tetap berada di bawah tekanan harga gas yang tinggi, ESSA memperkirakan harga amoniak akan kembali normal ke tingkat yang lebih sehat pada paruh kedua tahun ini,” ujar manajemen ESSA dalam keterangan resmi, Jumat (28/4).  

Sehubungan dengan progres Proyek Blue Ammonia, ESSA dengan dukungan dari JOGMEC (Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation), Mitsubishi Corporation, Pertamina, dan LAPI ITB telah menyelesaikan tahap 1 studi carbon capture dan sequestration

Adapun saat ini tahap 2 studi kelayakan sedang berlangsung. Proyek ini akan menjadi tonggak penting bagi ESSA karena bertujuan untuk menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang memproduksi Blue Ammonia di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Waskita Beton (WSBP) Bukukan Laba Bersih Rp 16 Miliar di Kuartal I 2023

Melansir laporan keuangan kuartal I 2023, ESSA mencatatkan jumlah aset senilai US$ 870,27 juta dengan perincian aset lancar sebesar US$ 227,50 juta dan aset tidak lancar US$ 642,86 juta. 

Adapun jumlah liabilitas di tiga bulan pertama tahun ini senilai US$ 281,74 juta dan jumlah ekuitas US$ 588,52 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×