Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) membukukan pendapatan sebesar US$ 138 juta pada semester I-2025, turun 9% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
EBITDA perusahaan tercatat sebesar US$ 49 juta, menyusut 20% yoy. Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham mencapai US$ 15 juta, atau turun 28% secara tahunan.
Presiden Direktur dan CEO ESSA Industries Indonesia, Kanishk Laroya, menyatakan bahwa penurunan kinerja pada paruh pertama 2025 dipengaruhi oleh harga amoniak yang lebih rendah serta terganggunya pasokan gas ke pabrik amoniak akibat pemeliharaan bertahap di pihak pemasok.
Baca Juga: Semester I 2025, Lifting Minyak Capai 578.000 Barel Per Hari, Belum Capai Target
“Kinerja semester I-2025 ESSA terdampak oleh harga amoniak yang lebih rendah namun juga terdampak secara tidak biasa oleh pasokan gas yang lebih rendah ke pabrik amoniak, akibat pemeliharaan bertahap di pemasok gas hulu, sehingga memengaruhi produksi amoniak,” jelas Kanishk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (25/7).
Ia menambahkan bahwa gangguan pasokan tersebut telah selesai dan kondisi mulai membaik sejak pertengahan tahun.
“Pekerjaan pemeliharaan di pemasok gas hulu telah selesai dan pasokan gas telah kembali normal sejak Bulan Juli. Harga amoniak juga mulai pulih ke level normal sejak Bulan Juni,” ujarnya.
Meski menghadapi tekanan, Kanishk menilai ESSA tetap menunjukkan ketahanan operasional.
“Hasil semester I-2025 menunjukkan kinerja operasional yang solid meskipun dihadapkan pada pasokan gas yang lebih rendah dan tidak konsisten, serta pasar amoniak yang lemah,” ucapnya.
Baca Juga: Produksi Gas Indonesia Capai 6.820 MMSCFD Hingga Semester I-2025
Manajemen optimistis kinerja akan membaik pada paruh kedua tahun ini seiring pulihnya pasokan dan membaiknya harga.
“Laju bisnis di semester kedua akan memberikan hasil yang lebih solid seiring normalisasi pasokan gas dan mulai pulihnya harga amoniak sejak Bulan Juni,” imbuhnya.
Di luar kinerja keuangan, ESSA juga menekankan pencapaian dalam aspek keselamatan dan operasional.
Kanishk menyampaikan bahwa pabrik amoniak mencatatkan 8,8 juta jam kerja kumulatif tanpa Kehilangan Waktu Kerja akibat Cedera (Loss Time Injury/LTI), sedangkan kilang LPG mencatatkan 6,2 juta jam kerja kumulatif tanpa LTI.
Baca Juga: Melebihi Target, Produksi Gas Indonesia Tembus 6.820 MMSCFD Sepanjang Semester I-2025
“ESSA berkomitmen untuk mencapai manufacturing excellence, mendorong keberlanjutan lingkungan, dan tetap berada di garis depan tren industri,” tandasnya.
Selanjutnya: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.320 Per Dolar AS Pada Hari Ini (25/7)
Menarik Dibaca: Viral Donat Pinkan Mambo, Apa Bedanya Donat dan Odading? Cari Tahu di sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News