Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan produksi siap jual alias lifting minyak Indonesia hingga akhir semester I-2025 masih belum memenuhi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berdasarkan data SKK Migas per 30 Juni 2025, realisasi lifting minyak baru mencapai 578.000 barel per hari (bph) atau setara 95,5% dari target yang ditetapkan APBN sebesar 605.000 bph.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, capaian tersebut memang sudah lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi belum memenuhi target yang ditetapkan.
“Alhamdulillah realisasinya saat ini kalau month to month sudah melebihi tahun lalu. Sudah melebihi tahun lalu, tapi untuk target terhadap APBN masih 95,8%. Kita berencana berupaya sekuat tenaga nanti di Desember bisa 100% atau mencapai target 605.000 bph,” kata Djoko dalam konferensi pers kinerja hulu migas semester I-2025 di Jakarta, Senin (21/7).
Baca Juga: Langkah Berani Impor Minyak-LPG dari AS, Pemerintah Diingatkan Jaga Harga dan Lifting
Djoko menjelaskan, tren produksi minyak terus meningkat sejak Juli, dengan tambahan produksi antara 100.000 hingga 200.000 barel per hari. Tambahan pasokan terutama berasal dari lapangan Forel-Terubuk dan peningkatan produksi di Banyu Urip, yang keduanya telah diresmikan Presiden Prabowo Subianto
Djoko juga menyebut terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025 sebagai salah satu upaya dalam mendukung peningkatan produksi dan lifting migas nasional.
Adapun total produksi migas nasional hingga semester I-2025 tercatat sebesar 1,797 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD), atau telah mencapai 116,6% dari target 1,610 juta BOEPD. Sementara itu, total lifting migas tercatat 1,557 juta BOEPD atau 96,7% dari target APBN.
Djoko menjelaskan, lifting minyak berbeda dari produksi karena tidak dilakukan setiap hari, melainkan berdasarkan jadwal dan kapasitas penyimpanan.
“Karena minyak yang diproduksikan itu ditampung dulu di dalam tanki, baik di darat maupun di laut. Kemudian juga ada beberapa KKKS bahkan untuk sitik itu setahun sekali. Jadi ditampung dulu selama setahun. Kemudian ada yang setahun dua kali,” jelasnya.
Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan Lifting Minyak Masyarakat Capai 15.000 Barel per Hari
Meskipun belum sepenuhnya memenuhi target, Djoko optimistis tren positif produksi yang terjadi saat ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan hingga akhir tahun.
“Mudah-mudahan ini bisa bertahan sampai Desember, bahkan mencapai target APBN. Perlu kita syukuri ya mudah-mudahan karena tiap tahun kita produksi turun terus. Nah mudah-mudahan tahun ini kita tidak turun, minimum tidak turun bahkan naik, dan target kita adalah mencapai target APBN bahkan lebih,” imbuhnya.
Selanjutnya: Harvard dan Trump Bertarung di Pengadilan Terkait Pemotongan Dana Penelitian
Menarik Dibaca: Masih Reli, IHSG Ditutup Melesat 1,18% Hari Ini (21/7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News