kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendapatan Indonesia AirAsia melonjak


Jumat, 24 Februari 2012 / 08:31 WIB
Pendapatan Indonesia AirAsia melonjak
ILUSTRASI. Ilustrasi. Olahraga bisa menurunkan kolesterol tinggi dengan cepat.


Reporter: Lili Sunardi |

JAKARTA. PT Indonesia AirAsia semakin memantapkan posisinya di bisnis penerbangan berbiaya murah alias low cost carrier (LCC). Sepanjang tahun lalu, Indonesia AirAsia berhasil menghimpun pendapatan Rp 3,7 triliun. Pencapaian ini naik 34,4% dibandingkan pendapatan 2010 yang sebesar Rp 2,7 triliun.

Peningkatan pendapatan ini disebabkan penambahan penumpang selama 2011. “Penumpang Indonesia Air Asia meningkat 28% dari tahun ke tahun,” kata Jasmindar Kaur, Sekretaris Perusahaan AirAsia Berhad dalam laporan keuangan perusahaan.

Laporan tersebut mencatat, jumlah penumpang Indonesia AirAsia tahun lalu menyentuh 5 juta orang. Jumlah ini melonjak 27,7% dari jumlah penumpang tahun 2010 yang sebanyak 3,9 juta orang. Kenaikan penumpang ini dikarenakan meningkatnya kapasitas penumpang Indonesia AirAsia dari 5,1 juta penumpang menjadi 6,4 juta penumpang. Dari kapasitas angkut tersebut, rata-rata tingkat keterisian (load factor) stabil di 77%.

Selain itu, jumlah penerbangan yang dilakukan Indonesia AirAsia tahun lalu juga mengalami peningkatan 24%. Bila tahun 2010 frekuensi penerbangan Indonesia AirAsia mencapai 29.668 kali, maka tahun lalu frekuensi penerbangan mencapai 36.653 kali.

Namun, meski pendapatan meningkat, namun laba bersih Indonesia AirAsia tahun 2011 turun 86,9% dari Rp 474,4 miliar pada 2010 menjadi Rp 62,08 miliar. Peningkatan beban pembiayaan menjadi penyebab merosotnya laba bersih.

Di samping itu, harga minyak mentah yang meningkat tajam tahun lalu juga turut mengerek harga avtur. "Itu sebabnya biaya bahan bakar Indonesia AirAsia tahun lalu mencapai Rp 1,7 triliun," lanjut Jasmindar.

Biaya ini meningkat 67,2% dari biaya bahan bakar tahun 2010 yang sebesar Rp 1,02 triliun. Sayang, ketika dikonfirmasi, Audrey Progastama Petriny, Manajer Komunikasi Indonesia AirAsia belum mau merespon telepon dan pesan singkat KONTAN.

Pendapatan konsolidasi tumbuh

Tak hanya Indonesia AirAsia yang mencetak pertumbuhan pendapatan. Tahun lalu, induk perusahaan Indonesia AirAsia, yakni AirAsia Bhd juga berhasil membukukan pendapatan sebesar RM 4,47 miliar atau naik 13,31% dari pendapatan tahun 2010 yang sebesar RM 3,9 miliar.

Namun, serupa dengan Indonesia AirAsia, laba bersih AirAsia Berhad juga melorot 46,8% dari RM 1,06 miliar menjadi RM 564,1 juta. Hal ini dipicu oleh biaya bahan bakar yang meningkat 41,6% dari RM 1,2 miliar pada 2010 menjadi RM 1,7 miliar pada 2011.

Sementara jumlah penumpang AirAsia Bhd meningkat 12%, dari 16 juta penumpang pada 2010 menjadi 17 juta penumpang pada 2011. Hal itu, ditopang dengan ditingkatkannya kapasitas angkut dari Air Asia sebanyak 9%.

Selain itu, peningkatan ini juga ditopang oleh penambahan armada. Bila tahun 2010 AirAsia Bhd memiliki 53 armada, maka tahun 2011 meningkat menjadi 57 armada. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×