Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) berhasil mencetak pendapatan dari bisnis fiber sebesar Rp 85,22 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun 2024. Capaian itu melonjak 148,8% secara tahunan (year on year/YoY).
Perkembangan pendapatan dari bisnis fiber optik hingga saat ini membuat perusahaan berkode saham MTEL ini meyakini bahwa lini usaha tersebut bakal memiliki prospek yang sangat menjanjikan.
Theodorus Ardi Hartoko (Teddy), Direktur Utama Mitratel mengatakan, pihaknya menilai bisnis fiber optik berpeluang menjadi mesin pertumbuhan baru perusahaan di masa depan. Dimana, Mitratel menjadi mitra pilihan para operator seluler untuk pembangunan Fiber To The Tower (FTTT).
“Bisnis serat optik akan terus kami kembangkan untuk memenuhi kebutuhan operator seluler akan jaringan berlatensi rendah seiring dengan perkembangan teknologi 5G. Kami juga memiliki komitmen yang kuat untuk menjadi mitra strategis mereka, baik dalam menjalankan agenda konsolidasi ataupun ekspansi ke sumber pertumbuhan ekonomi baru,” kata Teddy dalam keterangannya, Senin (22/4).
Baca Juga: Surge (WIFI) Raup Pendapatan Rp 439,3 Miliar pada 2023, Ini Penopangnya
Mitratel mulai menggarap bisnis serat optik pada 2022. Perusahaan melakukan ekspansi bisnis ini baik secara organik maupun inorganik. Hingga akhir Maret 2024, panjang fiber optik Mitratel sudah mencapai 36.257 kilometer, bertambah 3,736 kilometer dari akhir 2023 atau tumbuh 11,5%.
Selain fokus mengembangkan fiber optik, kata Teddy, Mitratel juga tetap mempertahankan posisinya sebagai pemilik menara terbanyak di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Perseroan memiliki 38.135 menara per akhir Maret 2024, bertambah 0,3% dari posisi akhir Desember 2023. Sebanyak 41,5% menara berada di Jawa, sedangkan 58,5% sisanya tersebar di Sumatera, Bali & Nusra, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Ia bilang, lokasi aset yang banyak tersebar di luar Jawa memberikan keuntungan strategis bagi Mitratel. Kami melihat ekspansi operator Telko ke luar Jawa dan rural area bakal terus berlanjut, sejalan dengan agenda pemerintah dalam pemerataan infrastruktur dan peningkatan kualitas jaringan internet di tanah air.” ujarnya.
Seiring pertumbuhan aset menara dan fiber optik, Mitratel mencatatkan kenaikan jumlah penyewa (tenant) dari 57.409 pada akhir Desember 2023 menjadi 57.808 pada akhir Maret 2024, atau bertambah 399 tenant dalam satu kuartal. Sedangkan kolokasi meningkat 1,4% dari 19.395 menjadi 19.673 pada kurun waktu yang sama. Hal ini membuat tenancy ratio naik menjadi 1,52x.
Baca Juga: KInerja Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) Bertumbuh di Kuartal I 2024
Pertumbuhan bisnis Mitratel selama beberapa tahun terakhir dan kontribusinya dalam memajukan industri telekomunikasi di tanah air mendapatkan pengakuan dari publik internasional. Pada pergelaran Asian Telecom Awards 2024 di Singapura, Februari 2024, Mitratel meraih penghargaan sebagai Wholesale Company Initiative of The Year.
Secara total, Mitratel membukukan pendapatan Rp2,20 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2024, tumbuh 7,3% secara tahunan. Bisnis sewa menara menyumbang Rp1,83 triliun, meningkat 5,4%.
Pertumbuhan di sisi pendapatan berhasil diimbangi dengan pengelolaan biaya secara lebih efisien. Alhasil, perseroan mampu membukukan EBITDA senilai Rp1,84 triliun, melonjak 9,9%. EBITDA Margin ikut meningkat 2,3% menjadi 83,5%. Sehingga, MTEL meraup laba bersih Rp 521 miliar, tumbuh 4% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News