Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen dan distributor bahan bangunan, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) membukukan pendapatan neto sebesar Rp 1,49 triliun di sepanjang tahun 2019. Angka ini tumbuh sekitar 7,19% dibanding pendapatan neto IMPC pada periode sama tahun 2018 yang mencapai Rp 1,39 triliun.
Pertumbuhan pada pendapatan neto didorong oleh pertumbuhan pendapatan bruto alias pendapatan neto sebelum dikurangi eliminasi di hampir semua segmen usaha.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019, pendapatan bruto segmen manufaktur naik 3,94% secara tahunan atawa year-on-year (yoy) dari semula dari Rp 1,25 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 1,30 triliun pada tahun 2019.
Pertumbuhan pendapatan bruto juga dijumpai pada segmen distribusi yang tumbuh sekitar 15,17% yoy menjadi Rp 947,12 miliar pada sepanjang tahun 2019. Sebelumnya, pendapatan bruto segmen distribusi tercatat sebesar Rp 822,37 miliar pada periode sama tahun 2018.
Baca Juga: Bidik pendapatan Rp 1,69 triliun, ini strategi Impack Pratama Industri (IMPC)
Penurunan hanya dijumpai pada segmen real estate. Sebelumnya, pendapatan bruto IMPC dari segmen real estate mencapai Rp 58,33 miliar di sepanjang tahun 2018. Angka tersebut kemudian merosot sekitar Rp 76,01% menjadi Rp 13,99 miliar sepanjang tahun 2019 lalu.
Sekretaris Perusahaan IMPC Lenggana Linggawati menjelaskan penurunan pendaptan pada segmen real estate disebabkan oleh tidak adanya penjualan unit real estate di sepanjang tahun 2019.
“Pendapatan bisnis real estate (di tahun 2019) hanya dari pendapatan sewa ,” terang Lenggana kepada Kontan.co.id pada Selasa (9/4).
Berdasarkan segmentasi wilayah, pendapatan IMPC masih didominasi oleh pendapatan dalam negeri masih mendominasi pendapatan bruto IMPC dengan kontribusi pendapatan bruto sebesar Rp 1,15 triliun atau setara dengan sekitar Rp 75,64%. Adapun sisanya berasal dari pendapatan bruto luar negeri sebesar Rp 370,94 miliar.
Pertumbuhan pada pendapatan neto diiringi oleh kenaikan pada beberapa pos beban. Melansir laporan keuangan tahun 2019, beban pokok penjualan naik 2,12% yoy menjadi Rp 1 triliun di sepanjang tahun 2019. Sebelumnya, beban pokok pendapatan IMPC tercatat sebesar dari Rp 980,20 miliar pada periode sama tahun 2018.
Kenaikan juga dijumpai pada pos beban lain seperti misalnya beban usaha dan beban lainnya. Menilik laporan keuangan tahun 2019, beban usaha naik 8,61% yoy dari Rp 257 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 279,13 miliar pada tahun 2019. Sementara beban lainnya alias other expenses naik 49,59% yoy dari Rp 15,97 miliar menjadi Rp 23,90 miliar.
Di sisi lain, biaya keuangan turun 1,80% yoy menjadi menjadi Rp 70,96 miliar di sepanjang tahun 2019. Pada periode sama tahun 2018, beban keuangan IMPC tercatat sebesaar Rp 72,27 miliar.
Setelah dikurangi beban pokok pendapatan, beban usaha, beban lainnya, biaya keuangan dan lain-lain, IMPC memperoleh laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 103,70 miliar. Angka ini naik sekitar 19,97% ddibanding laba bersih IMPC pada periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp 86,44 miliar.
Per 31 Desember 2019, total aset IMPC tercatat sebesar Rp 2,60 triliun. Angka tersebut terdiri atas ekuitas sebesar Rp 1,40 triliun dan liabilitas sebesar Rp 1,09 triiun.
Sementara itu, kas dan setara kas IMPC tercatat sebesar Rp 218,29 miliar per 31 Desember 2019 lalu. Angka tersebut turun sekitar 22,19% dibandingkan dengan kas dan setara kas awal tahun yang tercatat sebesar Rp 280,56 miliar berdasarkan laporan keuangan tahun 2019.
Baca Juga: Impack Pratama (IMPC) optimistis cetak pendapatan double digit di kuartal I-2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News