kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendapatan Yanaprima turun 44%


Selasa, 20 Juni 2017 / 15:37 WIB
Pendapatan Yanaprima turun 44%


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Produsen karung dan kantong kemasan PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) mencatat penurunan pendapatan di Maret 2017 hingga 44%. Alhasil perusahaan mengalami rugi Rp 8,92 miliar. Penurunan kinerja ini dibarengi dengan turunnya kapasitas produksi di bulan yang sama mencapai 37,8%.

Direktur Keuangan Rinawati memaparkan ada beberapa faktor yang membuat kinerja perusahaan menurun. Pertama yakni dikarenakan harga bahan baku yang cenderung variatif di kisaran US$ 1.050-US$ 1.200 per metrik ton. Yang kedua yakni terkait perbedaan Upah Minimum Regional (UMR) area pabrik yang membuat daya saing perusahaan dengan merek lainnya menurun.

Mengenai UMR, Yanaprima memang sudah mengalami permasalahan yang sama sejak dua tahun silam. Sebagai informasi, Yanaprima sebelumnya melakukan pemutusan hubungan kerja kepada 504 karyawan di tahun 2015. Namun tahun berikutnya jumlah karyawan kembali membesar, dan tahun 2017 mempekerjakan 853 karyawan yang tersebar di pabrik Sidoarjo dan Surabaya.

Menurut Rinawati, gaji karyawan di pabrik Jawa Timur dinilai sangat membebani dibanding pesaing yang membuka pabrik di Jawa Tengah.  "Perbedaan UMR di Jawa Timur dan Jawa Tengah mencapai hingga 50%, hal ini memberatkan perseroan akan biaya-biaya yang terus meningkat," jelas Rinawati dalam paparan publik Yanaprima, kepada KONTAN, Selasa (20/6).

Sedangkan yang ketiga, kelesuan penjualan juga disebabkan persaingan dari produsen asal Vietnam dan China yang ikut membanjiri pasar karung plastik dan kantong semen. Meski begitu, Yanaprima tetap optimis tahun ini ekspor bisa tetap tumbuh hingga 11%.

"Kami sudah berhasil menarik kembali pelanggan dari Thailand dan sudah mendapatkan order sekitar 500 ton," jelas Irwan Susanto, General Manager Yanaprima.

Irwan mengatakan, klien Yanaprima untuk pasar internasional terdiri dari ekspor untuk Amerika, Singapura dan Thailand. Terakhir, perusahaan mencatat kontribusi ekspor sebanyak 2% dibanding 98% kontribusi pasar domestik.

"Untuk mencapai target 2017 akan sangat berat, tapi dari segi pendapatan dan order sudah ada titik terang," jelas Irwan.

Yanaprima menargetkan pertumbuhan 7,79% lebih tinggi dari tahun sebelumnya atau penjualan sebesar Rp 300 miliar untuk tahun 2017.

Saat ini, produk yang menjadi andalan Yanaprima meliputi produksi karung plastik, karung laminasi dan kantong semen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×