kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penerbangan charter akan menangguh berkah pemilu, tapi tidak dengan dua maskapai ini


Rabu, 19 September 2018 / 07:34 WIB
Penerbangan charter akan menangguh berkah pemilu, tapi tidak dengan dua maskapai ini


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis penerbangan charter dipercaya bakal menangguh berkah dari perhelatan kampanye pemilihan umum dan pemilihan presiden yang akan digelar mulai 23 September hingga 13 April 2019. Maklum, saat kampanye, pergerakan para caleg dan capres itu juga bakal meningkat. Namun, tak semua perusahaan penerbangan ikut mencicip manisnya berkah kampanye.

Catatan Kontan.co.id pada 19 Maret 2014, saat pemilihan presiden dan wakil presiden di tahun-tahun tersebut, salah seorang capres disebut menyewa pesawat khusus seharga Rp 1,6 miliar.

Saat itu, Denon Prawiraatmadja, Presiden Direktur PT Whitesky Aviation, yang merangkap sebagai Ketua Air Charter Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mengatakan, salah satu capres menyewa jet pribadi dengan tarif tertinggi US$ 14.000 per jam.

Lalu dia menyewa pesawat itu selama tiga hari dan menggunakannya selama empat jam setiap harinya. Dengan demikian, sang capres harus mengeluarkan kocek untuk sewa jet pribadi sebesar US$ 168.000. Jika kurs satu dollar Rp 10.000 saja, maka biaya sewa pesawat itu mencapai Rp 1,68 miliar.

Kendati tren tersebut terjadi bagi perusahaan penerbangan yang mengkhususkan bisnisnya pada penerbangan charter, nampaknya permintaan itu tidak terjadi di maskapai komersial yang juga memiliki bisnis charter.

Air Asia misalnya, mengatakan bahwa bisnisnya tidak terpengaruh pada adanya musim politik. “Biasa saja selama ini. Kita juga tidak terlalu fokus ke charter,” kata Direktur Utama Air Asia Indonesia Dendy Kurniawan kepada Kontan.co.id, Selasa (18/9).

Begitu pula Garuda Indonesia. Maskapai pelat merah ini mengaku musim politik tidak memberikan dampak bagi penerbangan charter. “Kalau saya lihat data, tidak ada permintaan charter dari parpol, ya,” kata Senior Manager Public Relation PT Garuda Indonesia Tbk, Ikhsan Rosan saat dihubungi Kontan.co.id

Justru, kata Ikhsan, bukan charter melainkan penerbangan komersial yang merasakan dampak dari musim kampanye. “Itupun tidak terlalu signifikan sepertinya ya, karena jumlah calon berapa?” tambahnya.

Saat ini Garuda Indonesia melayani penerbangan charter dengan bekerjasama dengan agen perjalanan. Umumnya, penerbangan charter melayani rute-rute yang tidak memiliki permintaan yang cukup banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×