kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat Indef: Transisi ke BBM Ramah Lingkungan, Tunggu Harga Energi Dunia Melandai


Senin, 27 Desember 2021 / 17:30 WIB
Pengamat Indef: Transisi ke BBM Ramah Lingkungan, Tunggu Harga Energi Dunia Melandai
ILUSTRASI. Pengendara motor mengisi BBM. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berniat untuk melakukan transisi ke Bahan Bakar Minyak (BBM) yang lebih ramah lingkungan dengan meniadakan bensin jenis Premium. Rencananya, setelah transisi konsumsi Premium ke Pertalite, akan dilanjutkan transisi dari Pertalite ke Pertamax. 

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas, Soerjaningsih mengatakan, saat ini Indonesia memasuki masa transisi di mana Premium akan digantikan dengan Pertalite, sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan. 

"Premium RON 88, saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja. Volume yang digunakan pun sangat kecil. Kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik, menjadi salah satu penyebabnya," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (27/12). 

Baca Juga: Pemerintah Diminta Tak Gegabah Menghapus BBM Premium dan Pertalite

Lebih lanjut Soerja mengungkapkan, Pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik. "Dengan roadmap ini, ada tata waktu kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," katanya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov menilai pertimbangan pemerintah menghapus Premium dan Pertalite tidak boleh hanya menimbang dari aspek lingkungan saja, tetapi juga harus menimbang aspek ekonomi dan sosial masyarakat. 

Pasalnya,  fenomena commodity supercycle diproyeksikan Abra masih akan terjadi hingga setahun hingga dua tahun mendatang. Sedangkan, harga BBM sangat tergantung pada harga minyak mentah dunia.  Menurutnya, peralihan BBM di saat harga sejumlah komoditas dan energi sedang naik tinggi-tingginya, sangat tidak tepat. 

"Tentu jika hanya melihat dari sisi lingkungan ada hal positif, tetapi pengaruh daya beli masyarakat harus diperhitungkan juga karena beralihnya dari Premium dan Pertalite ke Pertamax akan menambah biaya pengeluaran masyarakat untuk membeli BBM yang jauh lebih mahal," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (27/12). 




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×