Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa produsen otomotif Jepang menyatakan komitmen untuk berinvestasi pada sektor tersebut di Indonesia. Investasi tersebut dinilai tak hanya berkaitan pada penambahan kapasitas produksi dan perluasan pasar, melainkan juga sejalan dengan pengembangan industri kendaraan listrik tanah air.
Asal tahu saja, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut,Honda Motor Company Ltd berkomitmen menambahkan investasi sebesar Rp 5,2 triliun di Indonesia, sedangkan Suzuki Motor Corporation berencana menginvestasikan dana senilai Rp 1,2 triliun.
Berikutnya, ada Toyota Motor Corporation yang merealisasikan investasi yang sudah ada sebesar Rp 28 triliun serta Mitsubishi Motors Corporation yang menyampaikan rencana investasi Rp 11,2 triliun.
Pengamat Otomotif Bebin Djuana berpendapat, investasi yang dilakukan para produsen otomotif tersebut lebih dari sekadar pembangunan pabrik atau perluasan distribusi dan pangsa pasar saja. Adanya komitmen pemerintah untuk segera mengembangkan industri kendaraan listrik juga menjadi penyebab perusahaan otomotif global tersebut getol berinvestasi di Indonesia.
Baca Juga: Produsen otomotif Jepang ingin tambah Investasi di Indonesia, begini kata Gaikindo
“Industri mobil hybrid dan mobil listrik kian berkembang, sehingga perusahaan Jepang yang ada di sini tidak mau ketinggalan. Mereka butuh investasi tambahan tentunya,” terang dia, Jumat (12/3).
Sekadar informasi, dikutip dari siaran pers di situs Kemenperin, pemerintah menyebut bahwa salah satu bentuk investasi Honda adalah berkomitmen melakukan pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Suzuki juga disebut akan menjadikan Indonesia sebagai basis pengembangan produk Suzuki Ertiga dan Suzuki XL7 yang diperkenalkan sebagai jenis kendaraan mild hybrid dengan teknologi integrated starter generator (ISG).
Selain itu, pemerintah juga menyebut bahwa selain meningkatkan kapasitas produksi, Mitsubishi juga akan mengembangkan dua model mobil listrik di Indonesia.
Menurut Bebin, investasi kendaraan listrik tentu bersifat jangka panjang mengingat banyaknya nominal dana yang dibutuhkan, tak hanya untuk memenuhi teknologi dan komponen kendaraan listrik tersebut, melainkan juga untuk penyiapan tenaga kerja terampil yang cocok berkecimpung di industri kendaraan listrik.
Dengan demikian, investasi seperti ini tidak akan terpengaruh oleh keberadaan pandemi Covid-19 di Indonesia. “Butuh dana besar untuk menyediakan teknologi pada mobil listrik, termasuk pelatihan untuk sumber daya manusia (SDM)-nya,” pungkas dia.
Selanjutnya: Hyundai pastikan pengembangan pabrik baru di Indonesia tak terganggu pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News