kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pengamat: Penurunan HET tak akan berpengaruh pada harga beras di pasar


Rabu, 30 Mei 2018 / 18:55 WIB
Pengamat: Penurunan HET tak akan berpengaruh pada harga beras di pasar
ILUSTRASI. Pedagang beras merugi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Pertanian Dwi Andreas Santosa menilai adanya rencana penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras tidak akan berpengaruh pada pembentukan harga beras di pasar. Pasalnya, pemerintah tidak menguasai beras.

“Paling Bulog hanya memiliki 5%-10%. Ini tidak akan berpengaruh pada harga beras di pasar. Mungkin ini akan berefek pada harga jual oleh Bulog tapi tidak di pasar, karena sekarang pun harga beras tak sesuai HET,” ujar Dwi kepada Kontan.co.id, Rabu (30/5).

Menurut Dwi, penerapan HET tahun lalu saat rata-rata beras medium nasional sekitar Rp 10.616 per kg. Sementara, saat ini rata-rata harga beras medium nasional Rp 11.650 per kg.

Dwi berpendapat, harga beras ini tidak rasional karena tidak sesuai dengan harga yang terbentuk di pasar. Sementara, harga beras yang terbentuk di psar sesuai dengan harga gabah di tingkat usaha tani.

“Berdasarkan hasil survey kami (Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia), harga gabah di tingkat petani per Mei sekitar Rp 4.536 per kg, sementara tahun lalu hanya Rp 3.894 per kg. Kalau dikonversi secara sederhana, itu harga beras sudah Rp 9.000-an. Tapi itu baru konversi, belum dihitung biaya penggilingan, pengepakan dan transportasi. Itu sudah di atas Rp 10.000,” ujar Dwi.

Dwi menyarankan, pemerintah lebih baik menstabilkan harga saat ini sehingga harga tersebut tidak bergejolak. Pasalnya, bila harga beras tetap ditekan ke bawah, maka pihak yang dirugikan adalah petani karena biaya untuk menghasilkan 1 kg gabah kering panen terus meningkat.

“Kajian kami di bulan Januari biayanya sudah Rp 4.286 per kg. Kalau ditekan ke bawah, pasti petani akan rugi. Efeknya terhadap harga beras di pasar akan kecil sekali kecuali produksi beras benar-benar melimpah,” tandas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×