kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Petani tak setuju adanya penurunan HET beras


Rabu, 30 Mei 2018 / 17:48 WIB
Petani tak setuju adanya penurunan HET beras
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) berencana menurunkan harga eceran tertinggi (HET) beras di sejumlah wilayah di Indonesia bagian barat.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir pun menolak adanya penurunan HET ini. Pasalnya, dengan adanya penurunan HET maka akan merugikan petani karena harga gabah akan turut-menurun.

“Dengan penurunan HET, harga gabah akan ikut turun dan mengurangi semangat bertanam,” ujar Winarno kepada Kontan.co.id, Rabu (30/5).

Menurut Winarno, seharusnya kebijakan yang ditetapkan pemerintah adalah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Pasalnya, HPP yang diatur dalam Inpres No. 5 tahun 2015 belum pernah diubah.

“HPP seharusnya naik, dan HET tidak turun, bahkan seharusnya dinaikkan. Memang ada fleksibilitas, namun kan itu tidak ditetapkan dalam Inpres,” ujar Winarno.

Winarno pun membeberkan saat ini harga gabah kering giling sudah berkisar Rp 4.800 per kg.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemdag Tjahya Widayanti menjelaskan, rencana penurunan HET ini masih akan dibahas oleh Kemdag.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×