kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Strategic petroleum reserves di Indonesia penting untuk ketahanan energi


Selasa, 12 Mei 2020 / 16:29 WIB
Pengamat: Strategic petroleum reserves di Indonesia penting untuk ketahanan energi
ILUSTRASI. Komaidi Notonegoro./pho KONTAN/carolus Agus Waluyo/12/06/2017.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Turunnya harga minyak dunia dinilai menjadi peluang besar untuk dimanfaatkan setiap negara demi menambah pasokan cadangan minyak. Sayangnya, hal tersebut sulit terwujud di Indonesia mengingat belum adanya infrastruktur Strategic Petroleum Reserves (SPR) guna menampung stok minyak berlebih dengan harga yang relatif murah.

Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan, kebutuhan akan SPR tidak hanya berkaitan dengan kegiatan impor minyak mentah. "Tidak hanya terkait impor, SPR jauh lebih penting dalam konteks ketahanan energi. Umumnya negara lain memiliki infrastruktur tersebut," tutur Komaidi kepada Kontan.co.id, Selasa (12/5).

Baca Juga: Emiten ini untung saat harga minyak melemah

Ia menilai, ketiadaan fasilitas SPR bakal memberikan dampak pada pemerintah dimana opsi menyerap atau mengambil manfaat dari rendahnya harga minyak tak bakal tercapai. Ia melanjutkan, pada kondisi saat ini bahkan opsi menyewa fasilitas SPR milik negara lain pun sulit untuk dilakukan mengingat setiap negara bakal mengoptimalkan tanki yang tersedia.

"Untuk ketahanan energi, masing-masing negara umumnya harus punya cadangan operasional energi atau BBM dalam durasi tertentu semisal 3 bulan, 6 bulan atau 12 bulan. Sementara kita hanya 22 hari itupun punya Pertamina bukan negara," jelas Komaidi.

Baca Juga: China mengumumkan keringanan tarif baru untuk beberapa produk impor dari AS

Selain antisipasi serapan impor, menurutnya ketersediaan SPR diperlukan untuk sejumlah kondisi darurat. Ia mencontohkan, jika jalur impor ditutup sebagai dampak lanjut pandemi Covid-19 maka hal tersebut akan berdampak pada ketersediaan BBM dalam negeri. "BBM sudah habis, ekonomi tidak jalan, masyarakat tak bisa beraktivitas, dan kepanikan nasional akan terjadi," jelas Komaidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×