kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Swasembada kedelai 2018 sulit tercapai


Senin, 09 Oktober 2017 / 21:39 WIB
Pengamat: Swasembada kedelai 2018 sulit tercapai


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) berencana mempercepat swasembada kedelai dari tahun 2020 menjadi 2018. Menanggapi hal ini, pengamat pertanian, Khudori, berpendapat target swasembada ini akan sulit dicapai.

Khudori berpendapat demikian karena menurutnya tidak ada terobosan yang berarti ketika jumlah produksi kedelai lokal terus mengalami penurunan. Untuk mencapai swasembads tersebut, Kemtan berencana akan menanam kedelai dareal tamam baru seluas 500.000 hektar mulai Oktober sampai Desember 2017. Meski begitu, Khudori berpendapat upaya perluasan areal tanam ini belum cukup untuk mencapai Swasembada di tahun mendatang.

"Asal terwujud, perluasan lahan itu cukup membantu, tetapi belum akan swasembada. Produktivitas juga tidak naik-naik, hanya separuh dari produktivitas negara-negara eksportir kedelai," jelas Khudori.

Sayangnya, Khudori tidak menyebutkan secara rinci berapa total produksi kedelai lokal saat ini. Namun dia mengutarakan bahwa jumlah impor kedelai masih sangat tinggi lantaran produksi yang tak kunjung meningkat sementara kebutuhan atas kedelai terus mengalami peningkatan.

Kendala lainnya, Khudori pun berpendapat tidak ada lahan yang ada khusus untuk kedelai. Dia bilang, sawah merupakan tempat bersaing sejumlah komoditas seperti padi, jagung, kedelai hingga tebu. Karena itulah ketika luas tanam panen suaru komoditas naik, luas panen komoditas lainnya akan mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×