Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Setelah penantian panjang, akhirnya pengembang properti bisa kembali bernafas lega. Pasalnya, program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sempat mandek hampir dua bulan akan segera bergulir kembali.
Ketua Umum Persatuan Perusahaan RealEstat Indonesia (REI) Setyo Maharso bilang, sudah ada Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) kembali antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan perbankan yang akan menyalurkan kredit.
Setyo bilang, dalam PKO itu, suku bunga yang disepakati adalah 7,25% per tahun, selama 15 tahun, dengan porsi dana pemerintah dan bank 50:50. Dengan PKO tersebut, maka penjualan rumah subsidi yang tertunda bisa kembali terealisasi, asalkan kredit calon debitur disetujui oleh bank. "Prosesnya bisa selesai dalam sebulan," kata Setyo kepada KONTAN, Selasa (21/2).
Selama keran FLPP tidak mengalir selama dua bulan ini, Setyo menghitung, ada 23.000 unit rumah subsidi tertunda penjualannya. Adapun potensi pendapatan yang tertunda mencapai Rp 1,2 triliun sampai Rp 1,4 triliun.
Menurut Setyo, walaupun penurunan suku bunga hanya sekitar 1% dari PKO sebelumnya di kisaran 8,15%-8,5%, tapi dampaknya besar bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). "Angsuran per bulannya bisa berkurang Rp 60.000 sampai Rp 80.000," ujar Setyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News