kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Penggunaan digital health meningkat, layanan Link Net (LINK) tumbuh hingga 40%


Kamis, 15 Juli 2021 / 18:32 WIB
Penggunaan digital health meningkat, layanan Link Net (LINK) tumbuh hingga 40%
ILUSTRASI. Penggunaan layanan kesehatan berbasis digital (health tech) naik pesat.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan layanan kesehatan berbasis digital (health tech) naik pesat, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat menggunakan layanan medis berbasis online (telemedicine) selama masa pandemi covid-19. PT Link Net Tbk (LINK) melihat health tech sebagai segmen yang prospektif, baik di saat maupun setelah pandemi.

Director of Enterprise Sales Link Net Agung Satya Wiguna mengungkapkan, LINK memiliki sejumlah pelanggan di sektor kesehatan. Agung bilang, pada tahun ini Link Net mendapat pertumbuhan layanan yang signifikan untuk menunjang tingginya aktivitas di sektor kesehatan.

"Secara signifikan terdapat permintaan penambahan kapasitas, upgrade, dengan rata-rata terdapat kenaikan layanan sebesar 40%," ungkap Agung dalam Investor Daily Summit 2021, Kamis (15/7).

Pelanggan Link Net di sektor kesehatan terdiri dari sejumlah rumah sakit, klinik, dan platform health tech telemedicene. Di antaranya Siloam Hospital, Ciputra Hospital, RSUP Fatmawati, Mayapada Hospital, Rumah Sakit St. Carolus, RSPP, JEC, Homecare24, Erha Clinic, Guardian Health Beauty, hingga YesDok.

Baca Juga: Link Net (LINK) alokasikan 10%-15% dari capex untuk pemeliharaan jaringan

Menurut Agung, penggunaan teknologi dan konektivitas berbasis internet bisa secara signifikan menjawab tantangan sektor kesehatan di Indonesia. Mulai dari minimnya akses kesehatan, tidak meratanya rasio tenaga kesehatan (nakes), tantangan efisiensi sistem, hingga biaya kesehatan yang tinggi. 

"Konsultasi kesehatan bisa dengan online (telemedicine), tidak harus datang ke rumah sakit. Pesan obat-obatan juga bisa di aplikasi, tidak usah datang ke apotek. Awareness masyarakat semakin tinggi, menjadi mudah dengan digitalisasi," ujar Agung.

Link Net, sambung Agung, siap menyokong investasi di sektor kesehatan berbasis digital dengan memberikan layanan teknologi dan konektivitas. Layanan yang disiapkan Link Net seperti internet nirkabel (wireless), fiber optik, hingga platform cloud.

Baca Juga: Akan ganti pemilik, Link Net memastikan fokus usaha tetap sama

"Jadi setiap orang yang mau investasi dapat dipermudah. Karena kalau memikirkan harus siapkan server, aplikasi, itu jadi tidak fokus pada bisnisnya. Dari sisi IT dan konektivitas biar kami siapkan, investor fokus dengan apa yang ingin dilakukan membantu orang menjadi sehat," terang Agung.

Sebagai informasi, saat ini Link Net memiliki lebih dari 2,7 juta residential home-passes, sekitar 1,7 juta pelanggan residensial, 2.500 pelanggan korporasi termasuk sektor kesehatan, dan 200 pre-wired building/areas.

Dengan layanan yang tersebar di lebih dari 23 kota di Indonesia, Agung mengatakan, Link Net akan terus memperluas dan memperkuat jaringan hingga ke daerah terjauh seperti di Papua. "Karena tanpa konektivitas, digitalisasi tidak akan bisa jalan," pungkas Agung.

Baca Juga: LINK Bidik 71.000 Pelanggan Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×