kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.809   -30,00   -0,18%
  • IDX 6.445   76,55   1,20%
  • KOMPAS100 925   1,93   0,21%
  • LQ45 725   0,95   0,13%
  • ISSI 202   3,69   1,86%
  • IDX30 378   0,13   0,03%
  • IDXHIDIV20 460   2,21   0,48%
  • IDX80 105   0,15   0,14%
  • IDXV30 112   1,00   0,90%
  • IDXQ30 124   0,24   0,19%

Pengusaha cemas jika BBM dan TDL naik berbarengan


Senin, 05 Maret 2012 / 10:32 WIB
Pengusaha cemas jika BBM dan TDL naik berbarengan
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas depan spanduk himbauan memakai masker di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Perindustrian MS Hidayat memperkirakan, rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan segera dilakukan tidak akan berdampak banyak pada sektor manufaktur non migas. "Kenaikan BBM tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan industri. Tapi mengkin akan sedikit melambat," kata MS Hidayat saat ditemui di Jakarta, Senin (5/3).

Lebih lanjut Menperin memproyeksikan, sektor manufaktur non migas dapat tumbuh hingga 7% pada 2012. "Saat ini, pertumbuhan sektor manufaktur non migas sekitar 6,85%," jelasnya.

Sebenarnya, selain kenaikan BBM, pengusaha juga mencemaskan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). "Yang mereka (pengusaha) takutkan adalah jika kenaikan BBM itu dibarengi oleh kenaikan TDL," ungkap MS Hidayat.

Terkait hal itu, MS Hidayat telah berbicara dengan Menteri Keuangan. "Saya sudah bicara dengan Menkeu agar kenaikan TDL dapat dilakukan secara bertahap. Tujuannya supaya tidak memberatkan pelaku usaha," pungkasnya.

Dia tak menampik, kenaikan BBM dan TDL tersebut memang seharusnya dilakukan agar tidak lagi membebani Anggaran Pendapata Belanja Negara (APBN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×