kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha cemas jika BBM dan TDL naik berbarengan


Senin, 05 Maret 2012 / 10:32 WIB
Pengusaha cemas jika BBM dan TDL naik berbarengan
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas depan spanduk himbauan memakai masker di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Perindustrian MS Hidayat memperkirakan, rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan segera dilakukan tidak akan berdampak banyak pada sektor manufaktur non migas. "Kenaikan BBM tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan industri. Tapi mengkin akan sedikit melambat," kata MS Hidayat saat ditemui di Jakarta, Senin (5/3).

Lebih lanjut Menperin memproyeksikan, sektor manufaktur non migas dapat tumbuh hingga 7% pada 2012. "Saat ini, pertumbuhan sektor manufaktur non migas sekitar 6,85%," jelasnya.

Sebenarnya, selain kenaikan BBM, pengusaha juga mencemaskan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). "Yang mereka (pengusaha) takutkan adalah jika kenaikan BBM itu dibarengi oleh kenaikan TDL," ungkap MS Hidayat.

Terkait hal itu, MS Hidayat telah berbicara dengan Menteri Keuangan. "Saya sudah bicara dengan Menkeu agar kenaikan TDL dapat dilakukan secara bertahap. Tujuannya supaya tidak memberatkan pelaku usaha," pungkasnya.

Dia tak menampik, kenaikan BBM dan TDL tersebut memang seharusnya dilakukan agar tidak lagi membebani Anggaran Pendapata Belanja Negara (APBN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×