kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha mainan masih wait and see untuk berinvestasi di tahun ini


Selasa, 26 Februari 2019 / 19:58 WIB
Pengusaha mainan masih wait and see untuk berinvestasi di tahun ini


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski peluang berbisnis mainan masih positif, namun investasi dinilai belum terlalu mengalami kenaikan yang signifikan. Menurut Sutjiadi Lukas, Ketua Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) produsen lokal masih belum berani menambah investasi lantaran masih menunggu pemilihan umum selesai berlangsung.

Indonesia sebagai negara dengan populasi terbanyak di regional Asean, diperkirakan bakal menarik minat investor mainan untuk datang ke sini. Untuk memaksimalkannya, asosiasi berencana untuk mengoptimalkan peluang ini dengan mengadakan pameran industri mainan di bulan Juli tahun ini.

"Dengan angka kelahiran rata-rata 4,5 juta jiwa per tahun, Indonesia dapat menjadi market terbesar se Asia Tenggara," ungkap Sutjiadi kepada Kontan.co.id, Selasa (26/2). Dari segi kompetisi, tentunya Indonesia akan berhadapan dengan Thailand dan Vietnam yang juga punya basis industri manufaktur besar.

Sutjiadi berharap investasi yang masuk tidak melulu murni Penanaman Modal Asing (PMA) saja. "Kalau bisa menggandeng industri lokal juga agar tidak tergerus. Minimal porsi nya bisa 50:50 lah kalau mau investasi," katanya.

Sebelumnya di tahun kemarin, AMI telah meneken nota kesepakatan (MoU) dengan Chaiyu Exshibition tentang kerjasama bilateral antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha Guangzhou, China dalam investasi mainan anak di Indonesia. Kerjasama bilateral dengan perusahaan asal China dimaksudkan untuk membangun pabrik di Indonesia guna pengadaan komponen seperti, gear box, baut, dan keypad.

Sayangnya asosiasi belum dapat merincikan perkembangan tersebut. Sementara itu ditengah perang dagang AS-China kali ini dapat menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menarik minat investor luar negeri.

Pasalnya, kata Sutjiadi, trade war kali ini perlahan-lahan bakal mendorong pabrikan mainan di China untuk memulai investasinya di Indonesia yang tentunya bakal mempengaruhi penjualan ekspor karena bertambahnya kekuatan produksi nasional.

Menilik data Kementerian Perdagangan sepanjang 2018 kemarin nilai ekspor mainan mencapai US$ 507,6 juta atau naik 9,23% dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang tercatat US$ 464,7 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×