kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.548.000   14.000   0,91%
  • USD/IDR 15.930   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.394   -70,51   -0,94%
  • KOMPAS100 1.120   -15,28   -1,35%
  • LQ45 875   -15,67   -1,76%
  • ISSI 227   -1,00   -0,44%
  • IDX30 448   -9,05   -1,98%
  • IDXHIDIV20 538   -11,08   -2,02%
  • IDX80 128   -1,84   -1,42%
  • IDXV30 132   -1,42   -1,07%
  • IDXQ30 148   -2,90   -1,92%

Pengusaha nikel beralih berbisnis di Malaysia


Jumat, 14 Agustus 2015 / 14:37 WIB
Pengusaha nikel beralih berbisnis di Malaysia


Reporter: Mimi Silvia | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Tidak hanya Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) yang merasa terbebani dengan izin ekspor pertambangan yang masih belum dibuka. Pengusaha Pengusaha Mineral yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (APEMINDO) juga meminta keran ekspor dibuka.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (apemindo) Ladjiman Damanik menjelaskan, karena ekspor mineral mentah nikel ditutup, pengusaha Indonesia kini berbisnis di Malaysia, mereka berbsinis ore. Nantinya, bila mereka sudah mendapatkan dana dari berbisnis di Malaysia itu, mereka akan melanjutkan pembangunan proyek smelter. 

Ladjiman menjelaskan, bahwa beberapa pengusaha yang tergabung dalam Apemindo telah membangun smelter nikel dan semuanya dalam proses pengerjaan. Proses kemajuannya beragam dari 30%, 45%, sampai dengan 60%. "Jadi semua sudah melaksanakan pembangunan dengan berbagai permasalahan," kata Ladjiman.

Menurutnya, pengusaha nikel juga meminta ekspor nikel segera dibuka kembali agar pengusaha bisa kembali berbisnis dan juga merampungkan proyek smelter. "Biaya investasi untuk konstruksi pabrik sudah kehabisan dana," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×