kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.855   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.494   48,28   0,75%
  • KOMPAS100 935   8,12   0,88%
  • LQ45 728   5,90   0,82%
  • ISSI 208   1,36   0,66%
  • IDX30 377   1,75   0,47%
  • IDXHIDIV20 455   2,11   0,47%
  • IDX80 106   0,89   0,85%
  • IDXV30 112   0,80   0,72%
  • IDXQ30 123   0,27   0,22%

Pengusaha nikel beralih berbisnis di Malaysia


Jumat, 14 Agustus 2015 / 14:37 WIB
Pengusaha nikel beralih berbisnis di Malaysia


Reporter: Mimi Silvia | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Tidak hanya Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) yang merasa terbebani dengan izin ekspor pertambangan yang masih belum dibuka. Pengusaha Pengusaha Mineral yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (APEMINDO) juga meminta keran ekspor dibuka.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (apemindo) Ladjiman Damanik menjelaskan, karena ekspor mineral mentah nikel ditutup, pengusaha Indonesia kini berbisnis di Malaysia, mereka berbsinis ore. Nantinya, bila mereka sudah mendapatkan dana dari berbisnis di Malaysia itu, mereka akan melanjutkan pembangunan proyek smelter. 

Ladjiman menjelaskan, bahwa beberapa pengusaha yang tergabung dalam Apemindo telah membangun smelter nikel dan semuanya dalam proses pengerjaan. Proses kemajuannya beragam dari 30%, 45%, sampai dengan 60%. "Jadi semua sudah melaksanakan pembangunan dengan berbagai permasalahan," kata Ladjiman.

Menurutnya, pengusaha nikel juga meminta ekspor nikel segera dibuka kembali agar pengusaha bisa kembali berbisnis dan juga merampungkan proyek smelter. "Biaya investasi untuk konstruksi pabrik sudah kehabisan dana," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×