kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha sawit tak keberatan tunda IPOP, asal...


Kamis, 29 Oktober 2015 / 10:35 WIB


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Desakan Kementerian Pertanian (Kemtan) terhadap lima perusahaan sawit nasional yang tergabung dalam The Indonesian Palm Oil Pledge (IPOP) untuk menunda pemberlakukan IPOP akhirnya mendapatkan respon.

Kelima perusahaan IPOP ini ingin duduk bersama dengan Kemtan membicarakan lebih detail dan rinci persoalan IPOP.

Agus Purnomo, Managing Director Sustainability & Strategic Stakeholders Enggagement Golden Agri Resources (GAR) mengatakan, pihaknya telah mengetahui perihat surat yang dikirimkan Kemtan ke Sekretariat IPOP.

Namun, ia mengaku belum mengetahui isinya dan akan segera dibahas dalam rapat bersama. Menurut Agus, pihaknya merasa perlu ada pembicaraan kembali dengan Kemtan untuk memperjelas duduk persoalan.

Agus memastikan, pihaknya akan tunduk pada peraturan yang ditetapkan pemerintah. "Kami kan harus ikut aturan dan ketentuan, jadi kalau ada ketentuannya, dan sudah jelas, kami ikut," ujar Agus kepada KONTAN, Rabu (28/10).

Menurut Agus, IPOP tidak mengeluarkan kebijakan atau aturan. Yang ada, setiap perusahaan mengeluarkan kebijakan sendiri-sendiri dan kebetulan memiliki kemiripan satu sama lain sehingga dibentuklah IPOP.

Karena itu, "Bila pemerintah meminta menunda implmentasi IPOP, justru kami bingung karena belum jelas apa dan bagian mana yang ditunda," jelas Agus.

Ia juga juga enggan menanggapi soal dampak penundaan penerapan IPOP terhadap ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia ke Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS). Kelima anggota IPOP Itu adalah Wilmar Indonesia, Cargill Indonesia, Asian Agri, Musim Mas dan Golden Agri Resources.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sepanjang tahun 2014 negara tujuan ekspor terbesar Indonesia masih diduduki India, disusul negara Uni Eropa dan

China. Ekspor ke India tahun 2014 mencapai 5,1 juta ton, atau turun 17% dibandingkan dengan tahun lalu dimana volume ekspor mencapai 6,1 juta ton.

Pada tahun 2014, volume ekspor Indonesia ke China hanya mencapai 2,43 juta ton atau turun 9% dibandingkan tahun 2013 dimana volume ekspor mencapai 2,67 juta ton. Sementara itu, volume ekpsor CPO dan turunannya asal Indonesia ke negara Uni Eropa yang merupakan negara pengimpor terbesar setelah India, mencatat kenaikan sebesar 3% dari 4 juta ton pada tahun 2013 menjadi 4,13 juta ton di tahun 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×