kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.340   46,00   0,28%
  • IDX 7.108   -48,06   -0,67%
  • KOMPAS100 1.036   -7,15   -0,69%
  • LQ45 793   -7,13   -0,89%
  • ISSI 231   -1,02   -0,44%
  • IDX30 412   -2,67   -0,64%
  • IDXHIDIV20 483   -2,57   -0,53%
  • IDX80 116   -0,87   -0,75%
  • IDXV30 119   -0,80   -0,67%
  • IDXQ30 133   -0,85   -0,64%

Pengusaha terigu kesulitan hadapi terigu Turki


Kamis, 16 Februari 2012 / 17:54 WIB
Pengusaha terigu kesulitan hadapi terigu Turki
ILUSTRASI. Desain cantik dan colorful, harga sepeda Polygon Lovina dipatok murah


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Perusahaan terigu di dalam negeri mengaku terancam dengan maraknya impor terigu dari Turki yang beredar di pasaran. Para pengusaha terigu lokal menduga, terigu dari Turki itu melakukan dumping harga.

Dendy Soerjono, Operation Director PT Golden Grand Mills mengungkapkan, pihaknya kesulitan untuk berkompetisi dengan harga jual terigu dari Turki yang mematok harga lebih murah. "Sangat berat jika industri baru harus menghadapi persaingan yang tidak fair," kata Dendy dalam jumpa pers Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Kamis (16/2).

Dendy yang baru mengoperasikan perusahaan 4 bulan itu bilang, harga gandum sebagai bahan baku terigu yang dibeli perusahaannya, hampir sama dengan harga terigu impor asal Turki yang beredar di pasaran. Padahal, kata dia, untuk memproses gandum menjadi terigu membutuhkan biaya produksi dari tenaga kerja, distribusi dan lain-lain.

PT Golden Grand Mills sendiri merupakan perusahaan patungan perusahaan terigu asal Turki dengan PT Makmur Sejuta. Dalam produksi PT Golden Grand Mills memakai bahan baku gandum yang diimpor dari Australia.

Selain Golden Grand Mills masih terdapat tiga perusahaan terigu baru lainnya, yaitu PT Pundi Kencana, PT Lumbung Nasional dan PT Cerestar Flour Mills. Ketiga perusahaan ini sudah lebih dulu berdiri ketimbang Golden Grand Mills.

Keluhan mengenai terhadap terigu impor dari Turki itu juga disampaikan oleh perusahaan yang telah lama eksis. Alwin Arifin, Direktur Utama PT Sriboga Raturaya mengungkapkan, keberadaan terigu dari Turki semakin mengancam perusahaanya. "Perusahaan lokal sudah bayar pajak, jadi kami minta pemerintah melindungi," harap Alwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×