kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan meningkat, impor gandum terus naik


Rabu, 28 September 2011 / 17:03 WIB
Permintaan meningkat, impor gandum terus naik
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di Bank Mega, Jakarta, Jumat (24/4/2020). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Asnil Bambani Amri, Bloomberg | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Impor gandum tahun ini diperkirakan akan bertambah sekitar 200.000 ton ketimbang tahun lalu menjadi 5 juta ton. Tahun lalu, impor gandum sebanyak 4,8 juta ton.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Ratna Sari Lopis, menyatakan, kenaikan impor gandum tersebut karena kebutuhan konsumsi gandum tahun ini naik ketimbang tahun lalu.

Berdasarkan dari proyeksi Aptindo, konsumsi tepung terigu tahun ini mencapai 4,6 juta ton, lebih tinggi dari 2010 yang sebanyak 4,3 juta ton.

Ratna mengakui, beberapa tahun terakhir, masyarakat banyak yang mulai mencari substitusi nasi dengan mie. Hal inilah yang membuat peralihan dari beras ke tepung terigu. Ditambah lagi dengan harga beras yang lebih mahal daripada harga tepung terigu.

"Selain itu, industri produk hilir tepung terigu seperti biskuit mulai berkembang. Tahun lalu saja ekspor biskuit kita sekitar US$ 325 miliar," jelas Ratna.

Meski impor gandum mengalami kenaikan, impor tepung terigu juga melonjak. Impor 5 juta ton gandum akan menghasilkan 3,6 juta ton hingga 3,7 juta ton tepugn terigu. Dengan perhitungan konsumsi tepung terigu sebanyak 4,6 juta ton berarti akan ada impor sebesar 900 ribu ton hingga 1 juta ton tepung terigu.

Jumlah perkiraan angka impor tersebut lebih besar dari impor tepung terigu tahun lalu yang mencapai 770 ribu ton. Hitung punya hitung, tahun ini akan ada tambahan impor sekitar 230 ribu ton hingga 270 ribu ton.

Ratna mengeluhkan banjir impor tepung terigu terutama dari Turki, apalagi Turki menambah kapasitas produksi tepung terigunya dari 40% menjadi 60%.

Banyaknya impor tepung terigu akan membuat harga tepung terigu berpotensi menekan harga terigu dalam negeri. Apalagi, harga terigu dalam empat tahun terakhir stabil. Padahal permintaan bertambah sehingga seharusnya naik.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Gunaryo, mengatakan, merosotnya harga tepung terigu karena stok cukup dan harga gandum di dunia mulai turun. Pada September 2011 harga tepung terigu turun tipis 0,07% dibanding harga rata-rata Agustus 2011 menjadi Rp 7.532 per kg.

"Harga gandum dunia yang stabil juga berkontribusi pada kestabilan harga tepung terigu," kata Gunaryo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×