Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Ekonom Sri Adiningsih mengatakan, nilai tambah produk sawit di pasar domestik dan luar negeri masih sangat rendah. Kondisi itu disebabkan hilirisasi produk kelapa sawit yang masih terbatas.
"Hilirisasi dari produk kelapa sawit ini harus benar-benar dilakukan sehingga jika kita bicara sawit bukan hanya CPO saja, tetapi industri manufaktur yang memanfaatkan sawit semaksimal mungkin," ujarnya.
Sri melanjutkan, kelapa sawit merupakan produk unggulan Indonesia karena berperan besar dalam perekonomian, termasuk penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan. Indonesia menjadi eksportir kelapa sawit terbesar di dunia dengan nilai ekspor yang meningkat.
Baca Juga: GIMNI keberatan Spent Bleaching Earth (SBE) dikategorikan limbah B3
"Hilirisasi ini yang harus terus didorong, apalagi dengan potensi bioenergi yang besar ini menjadi masa depan kelapa sawit," ungkap dia.
Menurut dia, investasi di industri hilir memang tidak mudah karena risikonya yang besar dan juga mahal. Namun hilirisasi menjadi keharusan dalam pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan demi kemajuan industrinya.
"Secara umum memang tidak mudah. Dijual dalam bentuk CPO saja memang sudah memberikan keuntungan. Tetapi demi masa depan sawit, hilirisasi ini perlu didorong. Tentunya perlu dukungan dari pemerintah," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News